Jakarta, KOMPAS.com – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengaku masih mampu mempertahankan kinerja ekspor mobil dari Indonesia ke luar negeri tetap positif, periode Januari-Februari 2019. Dalam dua bulan ini, TMMIN mengaku berhasil mengirim 30.550 unit mobil dalam bentuk utuh (completely built up/CBU), naik 4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, 29.500 unit.
Minimnya pertumbuhan eskpor di awal 2019, disebutkan pihak TMMIN kalau kondisi perekonomian global masih belum menentu. Faktor perang dagang serta proteksi yang semakin ketat di sejumlah negara, membuat kinerja ekspor cukup berat di awal tahun ini.
Dari data yang dielaborasikan TMMIN, model-model SUV menjadi primadona ekspor, sesuai tren global. Dalam dua bulan, Fortuner dan Rush berhasil dikirim masing-masing 7.890 unit dan 5.330 unit, sehingga mencakup model terlaris di pasar ekspor, mencakup hingga 43,2 persen dari total kinerja.
Kedua, ada hatchback, yang disumbang Wigo (Agya) dengan 5.900 unit (19 persen), kemudian sedan Vios 3,270 unit, Avanza 4.180 unit, Town Ace/Lite Ace 2.280 unit. Kemudian, Kijang Innova, Sienta, dan Yaris dengan total 1.700 unit.
“Salah satu faktor utama adalah kekuatan merek Toyota yang masih punya kepercayaan tinggi di mata konsumen dunia. Jadi, yang produksi bisa Daihatsu, tetapi semua model yang diekspor pakai brand Toyota. Lagipula, mereka juga bagian dari Toyota juga,” kata Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN di Jakarta, Jumat (29/3/2019).
Tren SUV
Bob melanjutkan penjelasan, dari sembilan model ekspor CBU Toyota, dua model SUV menyumbangakan kontribusi besar terhadap ekspor. Hal ini tidak lain menunjukan bahwa tren permintaan pasar global terhadap model SUV sangat tinggi.
“Dominasi ekspor model SUV mencerminkan bahwa minat pasar global terhadap model SUV semakin tinggi. Toyota Indonesia terus meningkatkan daya saing produk SUV sehingga dapat menjadi salah satu pemain aktif untuk mengisi pasar global tanpa mengesampingkan pemenuhan permintaan konsumen di pasar domestik,” ucap Bob Azam.
TMMIN saat ini sudah menyerap TKDN hingga 75 persen termasuk dukungan dari ribuan pekerja lokal di pabrik. Selain ekspor CBU, Toyota Indonesia juga mengirim kendaraan setengah jadi/Completely Knock-Down (CKD), mesin utuh, serta komponen kendaraan. Indonesia sudah dipercaya punya kekuatan industri otomotif bertaraf dunia, sehingga jadi salah satu basis produksi Toyota di Asia Pasifik.
“Pertumbuhan di dua bulan pertama ini merupakan sebuah permulaan yang cukup baik dalam memberikan optimisme bagi pencapaian kinerja ekspor yang positif. Kami menargetkan pertumbuhan ekspor tahun 2019 ini naik di atas 5%,” ucap Bob.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/04/01/092200015/ekspor-toyota-indonesia-berusaha-tetap-positif