Jakarta, KOMPAS.com - Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pernah mengusulkan agar penjualan mobil konvensional yang mengonsumsi bahan bakar fosil dihentikan penjualannya mulai 2040.
Namun usulan tersebut langsung ditentang Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi, menyatakan, pengembangan mobil listrik tak perlu sampai mematikan kendaraan jenis lainnya.
"Kami menginginkan jangan sampai combustion engine langsung dimatikan. Karena yang saya dengar, katanya peraturan mematikan combustion engine akan dimulai 2030 sampai 2040," kata Nangoi di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurut Nangoi, ada sekitar 1,2 juta orang yang bekerja di industri mobil di tanah air. Kontribusi yang dihasilkan untuk negara juga tidak sedikit, yakni ada di kisaran ratusan triliun rupiah.
Selain itu banyak juga produk otomotif buatan Indonesia yang sudah diekspor ke luar negeri.
"Tapi kenapa ini mau langsung diberhentikan. Jangan diberhentikan dulu. Kalau (mobil listrik) sudah menjanjikan, silahkan. Tapi kita berjalan saja bersama," ujar Nangoi.
Agustus 2017, Jonan pernah mengatakan banyak negara maju yang mulai meninggalkan penjualan mobil berbahan bakar hidokarbon dan beralih ke listrik. Kebijakan ini dilakukan pemerintah Inggris dan Perancis yang berniat melarang penjualan kendaraan non-listrik untuk jalan raya mulai 2040.
Menteri ESDM menganggap masyarakat tidak perlu khawatir tentang bagaimana cara pengisian ulang mobil listrik karena lebih praktis. Bagi Jonan, konsep pengisian ulang mobil listrik layaknya baterai, yakni saat energinya habis langsung bisa ditukar dengan baterai yang baru.
"Sehingga, nanti akan muncul, misalnya usaha penukaran baterai. Kalau orang mikirnya setiap rumah nanti harus punya colokan listrik berdaya 3.000 atau 5.000 watt, ya tidak jadi-jadi," kata Jonan di Yogyakarta, Sabtu (5/8/2017).
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/23/090200515/usulan-stop-mobil-konvensional-2040-ditentang-gaikindo