Koordinator jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) Edo Rusyanto mengatakan, berdasarkan data pada 2016, sebanyak 33,63 persen kecelakaan di Indonesia terjadi pada pukul 06.00 higga 12.00. Angka tersebut setara dengan sekitar 96 kecelakaan terjadi dalam satu hari.
Padahal, lanjut Edo, data 2014 menyebutkan bahwa waktu yang paling rawan terjadinya kecelakaan adalah pukul12.00 hingga 18.00. Dengan demikian, ada lonjakan angka kecelakaan yang terjadi pada pagi hingga siang hari.
“Dalam tiga tahun terakhir, 2014-2016, rentang waktu 06.00-12.00 melonjak 22,57 persen,” kata Edo saat dihubungi Selasa (2/1/2018).
Menurut Edo, ada beberapa penyebab kecelakaan justru kerap terjadi pada pagi hari. Misalnya, tingginya pergerakan kendaraan bermotor. Seperti diketahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mulai beraktivitas pada pagi hari, misalnya bekerja atau sekolah.
Kemudian, sikap tergesa-gesa. Menurut Edo, banyak masyarakat yang merasa khawatir jika terlambat tiba di tempat tujuan, yakni kantor atau sekolahan. “Dikarenakan ketakutan terlambat tiba di kantor atau di tempat tujuan lainnya, bisa jadi membuat konsentrasi pengendara menjadi terganggu. Buntutnya, bisa memicu terjadinya kecelakaan,” kata Edo.
Selain itu, emosi yang meningkat akibat kondisi jalan yang padat atau macet. Seperti diketahui bahwa hampir semua titik jalan raya mengalami kemacetan pada pagi hari. Akibat dari kemacetan itu membuat psikologi pengemudi menjadi terganggu hingga daya konsentrasi berkurang.
“Belum lagi karena macet membuat tubuh jadi lelah dan berkendara pun menjadi lengah,” kata Edo.
Edo menambahkan, rentang waktu yang rawan kecelakaan berikutnya adalah pada siang hingga malam hari, yakni pukul 12.00 hingga 18.00. Berdasarkan data pada tahun yang sama, yakni 2016, sebanyak 32,60 persen kecelakaan terjadi dalam rentang waktu tersebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/01/02/143807315/ini-waktu-paling-rawan-kecelakaan