Washington, KompasOtomotif — Sebanyak 18 produsen mobil utama di Amerika Serikat (AS) mengirimkan surat kepada Presiden Donald Trump, memohon untuk melonggarkan peraturan terkait efisiensi bahan bakar yang berujung pada standar emisi, yang syaratnya akan diperketat. Aturan ini muncul saat Presiden Obama masih menjabat.
Mengutip Reuters, Kamis (16/2/2017), sebelumnya pada 2012, Obama mengumumkan telah melakukan kesepakatan dengan para produsen mobil untuk meningkatkan standar konsumsi bahan bakar menjadi 54,5 mil per gallon (23,17 kpl) pada 2020-2025.
Kebijakan ini, menurut Environmental Protection Agency (EPA) AS, mampu menghemat konsumsi bahan bakar minyak sampai 1,7 triliun dollar AS. Namun, hal tersebut di sisi lain membebani para produsen mobil di AS dengan biaya tambahan untuk penelitian dan pengembangan produk baru sekitar 200 miliar dollar AS dalam 13 tahun ke depan.
EPA juga mendapat kewenangan untuk mempertimbangkan dalam jangka menengah, sekaligus memutuskan pada April 2018, apakah target efisiensi konsumsi BBM kendaraan untuk model produksi 2022-2025 bisa menembus standar 50 mpg (21,2 kpl). Ada upaya percepatan target yang dilakukan EPA dengan harapan agar para pabrikan mampu memenuhi kesepakatan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Para pabrikan tersebut meminta Trump untuk meninjau kembali perihal tersebut. Pasalnya, ini akan membebankan biaya kepada mereka, yang imbasnya adalah kepada konsumen.
Surat tersebut ditandatangani oleh CEO dari General Motor, Ford Motor, Fiat Chrysler Automobiles NV, bos tertinggi Toyota Motor Corp Amerika Utara, Volkswagen AG, Honda Motor, Hyundai Motor, Nissan Motor, dan merek lainnya.
Di dalam surat tersebut juga disebutkan, jika aturan baru terkait standar emisi dinaikkan, maka hal tersebut akan mengancam tingkat produksi masa depan, yang bakal menempatkan ratusan ribu dan mungkin sebanyak satu juta pekerja ke dalam risiko PHK.
Lukas Tonachel, Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam Amerika, bersikeras terkait dengan aturan itu. "Dengan melonggarkan aturan emisi, (efeknya) akan membebankan konsumen biaya lebih serta meningkatkan ketergantungan kita pada minyak, lebih parah lagi menempatkan Amerika pada risiko yang lebih besar dari sekadar perubahan iklim,” ujar Tonachel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.