Tokyo, KompasOtomotif - Isuzu Motors telah memangkas perkiraan pendapatannya untuk 2016. Pesimisme ini terutama karena hasil yang buruk pada operasi bisinisnya di Thailand, di mana merupakan pasar terbesarnya setelah Jepang.
Produsen mobil komersial asal Jepang tersebut mengatakan, akan merevisi target laba bersih menjadi 90 miliar yen atau Rp 11,1 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 20 persen dari proyeksi awal yang ditetapkan, mengutip Nikkei, Rabu (16/11/2016).
Masanori Katayama, President Isuzu Motors mengatakan, pihaknya akan melakukan penghematan, dengan tidak terlibat dalam sebuah iklan, pada bulan Desember 2016 ini.
Lebih mengkhawatirkan lagi adalah penurunan penjualan truk pikap, yang diproduksi di Thailand untuk ekspor. Salah satunya karena penurunan harga sumber daya alam, yang membuat Arab Saudi dan negara-negara serupa lainnya memotong proyek pekerjaan umum, mengakibatkan penurunan permintaan truk.
"Penurunan permintaan pikap merupakan pukulan telak bagi Isuzu," kata seorang eksekutif Isuzu. Perusahaan ini berusaha untuk memasuki pasar baru seperti Iran, namun prospek untuk pemulihan pendapatan masih suram.
Thailand jadi pasar penting kedua bagi Isuzu, di mana lebih dari 50 persen menguasai pangsa pasar truk. Namun, permintaan telah menurun selama beberapa tahun terakhir, pasca gelombang akhir dari kebijakan potongan pajak. Lalu juga karena kekacauan politik seperti kudeta militer, yang juga ikut menyeret laba.
Namun harapa masih ada, di mana ada tanda-tanda pemulihan tahun ini melalui model SUV MU-X, yang dirilis pada bulan November 2015, dan terjual dengan baik. Tahun 2017, diharapkan permintaannya akan semakin berkembang. Pihak Isuzu mengharapkan penjualan mulai meningkat tahun depan, setelah keluar dari posisi terbawahnya di tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.