Begini Bedanya Diler Honda di Indonesia dan Jerman

Frankfurt, KompasOtomotif - Bagaimana bayangan Anda bila bicara diler Honda di Indonesia? Pasti yang terbayang adalah sibuk, ramai dengan orang dan aktivitas yang padat. Ternyata aktivitas ini berbeda dengan diler Honda di Jerman, yang terlihat malah tanpa aktivitas berarti.

Namun, kata tanpa aktivitas ini bukan berarti diler tersebut sepi kegiatan. KompasOtomotif bersama PT Astra Honda Motor (AHM) berkesempatan mengunjungi diler Honda Deutschland, yang berlokasi di Frankfurt, Jerman.

Sekilas, memang diler ini terlihat sepi dan tidak ada orang yang berkunjung. Tapi, karakter konsumen di Jerman memang berbeda dengan Indonesia. Di sana, konsumen yang datang ke diler, adalah orang yang sudah benar-benar berencana membeli mobil atau sepeda motor, dan tinggal melakukan transaksi.

"Diler Honda di sini jadi satu antara mobil dan sepeda motor. Memang aktivitasnya seperti ini, petugas sales kami hanya dua orang dan mereka melayani konsumen yang datang untuk membeli. Lalu servis, kami juga melayani servis, tapi kendaraan yang diperbaiki ditinggal oleh konsumen. Mereka akan kembali ke sini ketika kami kabari bahwa motor atau mobilnya sudah selesai diperbaiki," jelas Matthias Heinrichs, GM Administrasi Bisnis Honda Deutschland, kepada KompasOtomotif, Rabu (5/10/2016).

Azwar Ferdian/KompasOtomotif Direktur Marketing PT AHM, Margono Tanuwijaya dan Koji Sugita, memberikan kenang-kenangan kepada Matthias Heinrichs, GM Administrasi Bisnis Honda Deutschland

Bangunan terdiri dari dua lantai ruang pamer, dan kebanyakan sepeda motor dipamerkan di lantai dua. Sedangkan lantai satu untuk memamerkan mobil. Ada ruang servis, dan lounge yang nyaman buat konsumen.

Model motor yang dipamerkan juga beragam, dari bermesin 125 cc, sampai big bike dengan mesin di atas 500 cc. "Di sini memang diler yang berstatus flagship. Jadi semua model dijual di sini, termasuk yang premium baik mobil atau sepeda motor," ujar Heinrichs.

Sebagai bentuk kenang-kenangan, DIrektur Marketing PT AHM, Margono Tanuwijaya dan Koji Sugita, menyerahkan cinderamata yang dibawa dari Indonesia kepada Heinrichs.