Toyota Indonesia Siapkan Mesin 1.3L untuk Proyek Baru

Jakarta, KompasOtomotif – Fasilitas baru, Plant III, milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang resmi beroperasi sejak Maret lalu khusus untuk memproduksi mesin aluminium NR berkapasitas 1.5L dan 1.3L. Sejauh ini sudah diketahui 1.5L digunakan Sienta lalu bagaimana dengan 1.3L?

Ternyata TMMIN punya rencana besar buat mesin lebih kecil itu. Sumber internal TMMIN menyampaikan, Selasa (3/8/2016), mesin 1.3L berkaitan dengan program pemerintah soal mobil rendah emisi yang merujuk ke Low Carbon Emission (LCE).

LCE merupakan program lanjutan dari Low Cost Green Car (LCGC). Bedanya, LCE berkaitan dengan teknologi canggih, mulai dari mesin dengan turbo, berbahan bakar gas, sampai hibrida, dan listrik. Sampai sekarang LCE belum kunjung jadi peraturan, sempat dikatakan bakal berlaku setelah Indonesia beralih ke Euro IV.

Aturan LCE lebih cocok buat TMMIN sebab kebutuhan suplai untuk LCGC telah dipenuhi lewati Astra Daihatsu Motor (ADM) yaitu pada Ayla-Agya dan Sigra-Calya.

“Pemikirannya ke depan itu kan regulasi emisi makin ketat, salah satu cara misalnya mengurangi bobot kendaraan,” kata sumber.

Alumunium

Semua mesin yang diproduksi Toyota di Indonesia berbahan alumunium. Salah satu kelebihan utmanya yaitu lebih enteng, dibanding bahan baja bedanya 80-90 kg. Dengan penambahan teknologi turbo, kemampuan mesin ini akan setara dengan mesin berkapasitas 1.5L atau 1.8L.

Bila satu mobil bobotnya berkurang sebanyak itu, sama saja menurunkan satu penumpang. Artinya, kerja mesin berkurang dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Opsi lain, bobot 80-90 kg ini bisa diisi oleh sumber tenaga alternatif, alat konversi gas atau motor listrik plus baterai untuk teknologi hibrida.

Pabrik mesin TMMIN berkapasitas 216.000 unit per tahun. Masih banyak ruang kosong sebab selama ini operasinya hanya menyuplai Sienta 1.5L yang diproduksi sekitar 48.000 unit per tahun. TMMIN bukan cuma memenuhi pasar domestik tapi juga ekspor.