Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Kaya Belum Tertarik Naik Bus Mewah, Masih Pilih Mobil Pribadi

Kompas.com - 19/05/2024, 11:42 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polusi, jalan rusak dan kemacetan saat ini masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di Indonesia. Bahkan jumlah kendaraan setiap harinya terus bertambah kian memadati lalu lintas di Tanah Air. 

Sejalan dengan hal tersebut, persaingan berbagai perusahaan otobus (PO) juga makin ketat, saling aduk spek bus mewah. Dengan desain mewah, tentunya harga tiket yang ditawarkan oleh PO untuk penumpang akan lebih mahal dari layanan standar. 

Baca juga: Komparasi Wuling Cloud EV Vs BYD Dolphin, Mana Lebih Unggul?

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organda sekaligus Direktur Utama PO Sinar Jaya, Teddy Rusli mengatakan, bus mewah yang diluncurkan oleh sejumlah PO memang dirancang untuk merayu kaum borjuis agar beralih menggunakan transportasi umum. Hanya saja masih banyak yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. 

"Merayu orang kaya betul(dengan bus mewah). Tapi kita juga harus tetap memilih-milih bus yang tepat. Sebab kita tidak tahu berapa lama bertahan, bisa aja tahun depan redup dan tutup," katanya kepada Kompas.com di Busworld 2024 beberapa waktu lalu. 

Bus baru PO Gunung HartaKOMPAS.com/FATHAN Bus baru PO Gunung Harta

Baca juga: Deretan Pikap dengan Ragam Tema Modifikasi

Lantaran banyak PO yang hanya adu gengsi, sementara permintaan pasar masih belum ada, maka tidak sedikit layanan bus mewah yang justru menyerah.

Teddy juga mengatakan PO bus baru yang biasanya membuat gebrakan dengan layanan bus mewah justru tidak bisa bertahan di tengah persaingan. Maka dari itu menurutnya bus mewah masih belum bisa membujuk masyarakat untuk beralih ke kendaraan umum. 

"Percuma bila jalan terus diperbaiki kalau jumlah mobil pribadi tidak dibatasi. Seharunya kalau biacara polusi, macet dan jalan rusak yang ditertibkan harusnya jumlah mobil pribadi dengan membatasi batasan usia untuk mobil," kata Teddy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau