Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya AHM Rekatkan Dunia Pendidikan dan Industri

Kompas.com - 03/06/2016, 09:03 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Hubungan antara dunia pendidikan dan industri, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang memang siap terjun ke dunia kerja, harus berjalan baik. Ini tentu sesuai dengan yang ada dalam Keputusan Mendikbud Nomor 0490/1992, tentang kerjasama SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Handi Hariko, Senior Manager Technical Service Division AHM menyampaikan, pihaknya berupaya untuk ikut berkontribusi terhadap wacana yang ditelurkan pemerintah, terkait dengan link and match SMK dan DUDI tersebut.

“Sekolah sedapat mungkin bisa bekerja sama dengan dunia industri, supaya lulusan SMK, bisa betul-betul bermanfaat untuk dunia industri, juga sebaliknya. Artinya apa, kesenjangan teknologi otomotif dengan dunia pendidikan harus hilang, maka dari itu AHM masuk ke dunia pendidikan melalui SMK, dengan memberikan Kurikulum Sepeda Motor Honda,” ujar Handi, Rabu (2/5/2016).

Handi melanjutkan, sebelum AHM ikut berkontribusi, kesenjangannya masih cukup jauh, masih timpang antara lulusan SMK dan industri otomotif khususnya roda dua.  “Mereka bilangnya lulusan otomotif, namun ketika ditanyakan mengenai sepeda motor, apa itu motor bakar, apa beda motor bakar dua tak dan empat tak, tidak mengerti, jadi kami harus melakukan training kembali,” ujar Handi.

Handi mengatakan, itu juga lantaran jurusan SMK masih fokus pada otomotif roda empat, sementara saat ini sudah dipisahkan. “Kesenjangan antara dunia industri dan pendidikan memang seharusnya tidak ada. Maka dari itu Honda peduli dengan melaksanakan program ini,” ujar Handi.

CSR

Handi menambahkan, kebanyakan memang dalam hal ini, beberapa perusahaan hanya sekedar melakukan kewajiban corporate social responsibility (CSR), di mana hanya menyumbangkan unit, tanpa memberikan program lanjutan. Sekolah, yang dalam hal ini SMK, disuruh mengembangkan dan mencari sendiri apa yang harus diajarkan.

“Kami tidak ingin seperti itu,  kami berikan unit dan lengkapi dengan silabusnya, sesuai dengan apa yang digariskan oleh direktorat kenderal pembinaan dan pengembangan SMK di Indonesia. Jadi guru dan siswa akan menerima informasi teknologi terbaru dengan baik,” ujar Handi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com