Jakarta, KompasOtomotif — Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang dikeluarkan PT Pertamina (Persero) ditargetkan bisa dihapus pada 2019. Sebab, dengan adanya BBM baru, seperti pertalite, pengguna premium semakin terkikis.
Data dari Pertamina, triwulan pertama tahun ini, migrasi pengguna premium ke pertalite dan pertamax sebesar 21 persen dan sampai akhir tahun ini ditargetkan bisa mencapai 30 hingga 50 persen.
Menanggapi hal itu, Rudy Ardiman, Division Head Corporate Planning PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menjelaskan, pada intinya Daihatsu akan selalu mendukung program pemerintah.
“Kalau ada peraturan yang mengharuskan kendaraan menggunakan BBM di atas Research Octane Number (RON) 90, kami tidak masalah,” kata Rudy di Daihatsu Sport Center, Sunter, Jakarta Utara, Senin (18/4/2016).
Secara teknologi, lanjut Rudy, Daihatsu sudah mumpuni dan tidak perlu ada yang ditingkatkan. Sebab, kendaraan Daihatsu sekarang ini, terutama dari hal mesin, sudah sangat modern.
“Buktinya, di Ayla saja dianjurkan menggunakan BBM di atas RON 90. Jadi kalau memang nanti premium mau dihapuskan, buat kami tidak ada masalah,” ucap Rudy.
Namun, kata Rudy, masalah yang muncul bukan dari produsen, melainkan dari masyarakat. Sebab, imbasnya langsung ke tangan konsumen. “Kalau kami kan tidak masalah, tetapi di konsumen yang menjadi masalah karena yang membeli langsung BBM itu pemilik mobilnya itu sendiri,” ujar Rudy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.