Jakarta, KompasOtomotif – Perlu diakui, hasil buruk buat hatchback Datsun GO dalam uji tabrak lembaga independen memicu rasa kekhawatiran konsumen tentang kualitas keamanan kendaraan. Menjawab soal itu, Global Head of Datsun Vincent Cobee di Jakarta, Selasa (13/10/2015), mengatakan, rancangan mobil Datsun sudah memenuhi aspek keselamatan berkendara, namun sebenarnya yang paling penting adalah kemampuan berkendara pengemudi.
Dari uji tabrak yang dilakukan New Car Assessment Program Southeast Asian Countries (ASEAN NCAP), September lalu, GO produksi Karawang, Jawa Barat, dengan satu kantong udara mendapatkan rating 2 bintang untuk perlindungan penumpang dewasa dan anak-anak. Hasil itu lebih baik dibanding GO buatan India (tanpa kantong udara) yang mendapatkan rating 0 bintang dari uji tabrak Global NCAP pada September 2014.
Ia melempar pertanyaan lanjutan. “Dari 25 persen korban meninggal di dalam mobil berapa di antaranya yang meninggal karena tabrakan depan? Jawabannya sedikit,” katanya.
Menurut data Korps Lalu Lintas Polri Bidang Pembinaan Penegakan Hukum, pada Januari – Juli 2015, jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan mencapai 70.025 kejadian. Mobil penumpang merupakan jenis kendaraan kedua yang paling paling banyak terlibat kecelakaan setelah sepeda motor, sebesar 9.038 kejadian atau 12 persen.
Tidak ada dari data itu yang menunjukan spesifik jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Tapi bisa diketahui dari kategori jenis kecelakaan lalu lintas yang tercatat 45.844 kejadian, tabrakan depan-depan adalah penyumbang terbesar kedua yaitu 9.915 kejadian atau 21 persen. Sedangkan yang tertinggi adalah tabrakan depan-samping dengan jumlah 10.784 kejadian atau 23,5 persen.
“Apa yang coba saya katakan adalah fundamental keselamatan berkendara itu subjektif,” kata Cobee.
Desain Datsun dari sudut pandang teknik, lanjut Cobee, sudah memerhitungkan jarak pengereman, visibilitas, penerangan, posisi berkendara, dan hal lainnya yang memenuhi elemen keselamatan berkendara. Menurut opininya, Datsun selama ini sudah menawarkan mobil yang sesuai kriteria itu, kemudian eksplorasi berkembang hingga menyematkan kantong udara di hadapan pengemudi.
Dari penjelasan yang ia ungkapkan, mobil bukanlah satu-satunya faktor penentu keselamatan berkendara. Pengemudi juga punya andil menciptakan situasi yang terhindar dari potensi kecelakaan.
“Itulah kenapa Datsun dikembangkan seperti itu. Lalu pertanyaannya, apakah pengemudi itu kompeten, apakah pengemudi itu punya level skil yang tepat?” ujar Cobee.
Salah satu cara yang diungkap sudah dilakukan Datsun agar lebih memerhatikan keselamatan berkendara konsumen yaitu dengan menyediakan simulator mengemudi di diler Datsun di Afrika Selatan. Tujuannya untuk menambah skil mengemudi konsumen. Ide itu sebenarnya sangat bagus, meski belum diterapkan di Indonesia.
“Keselamatan itu bukan marketing. Anda akan sangat jarang mendengar saya berbicara menggabungkan keselamatan berkendara dengan marketing. Saya mengembangkan mobil, saya tidak mau ada orang meninggal di mobil itu. Saya juga orang yang bertanggung jawab, ketika saya mendapatkan 100 masalah saya menyelesaikan 100 masalah itu. Saya tidak menyelesaikan 0,5 persen masalah lalu membuat kampanye marketing untuk keluar dari itu,” ujar Cobee.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.