Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Seru New Terios Menuju Anggrek Liar

Kompas.com - 17/09/2015, 09:27 WIB
Stanly Ravel

Penulis


Amuntai, KompasOtomotif - Ekspedisi tim Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure kembali berlanjut. Lepas mengunjungi habitat Bekantan, di Desa Aluh, tujuh New Terios langsung menyisir jalur lintas menuju Kandangan untuk melihat anggrek liar di bawah kaki pegunungan Maratus, Kalimantan Selatan.

Jarak yang harus ditempuh mencapai 202 km dengan waktu perjalanan normal mencapai lima jam. Untuk mengejar waktu, ritme iringan rombongan pun dipercepat yang membuat perjalanan menuju Kandangan sedikit lebih agresif.

Sejak pukul 13.00 Wita, tim langsung mengeber habis New Terios. Meski dalam kecepatan tinggi tapi jarak aman berkendara tetap jadi prioritas utama untuk menjaga keselamatan rombongan serta pengguna jalan lainnya.

Keseruan perjalanan dimulai sejak melintasi Martapura hingga Rantau. Dengan dimensi jalan yang minim ketujuh Terios dipaksa bergerak lincah menyalip di sela-sela iringan truk-truk pengangkut hasil kebun dan bahan bangunan.

Handling dan performa New Terios kembali dibuktikan di medan aspal, walau sesekali gejala limbung masih sedikit terasa ketika menghadapi tikungan tajam, namun masih bisa dikompromi. Asiknya setelah tiba di Kandangan dan langsung menuju lokasi, rombongan New Terios harus dihadapi lagi dengan medan berbeda.

Mulai melintasi jembatan beralas kayu, sampai tanah berbatu yang sesuai habitat asli SUV. Lagi-lagi hal ini bisa dituntaskan tanpa halangan oleh New Terios, dan mengantarkan tim ekspedisi melihat secara langsung anggrek liar yang tumbuh di sini.

Stanley Ravel/Otomania Sala satu spesies Anggrek yang berhasil dijumpai tim 7 Wonders.

Flora

Anggrek hitam atau coelogyne pandurata menjadi salah satu bunga yang tumbuh secara alami di Gunun Batu Bini kawasan Pengunungan Meratus. Sayangnya akibat kemarau panjang, flora yang satu ini belum berkembang ketika dikunjungi. Meski demikian, Dedi, salah satu pemandu membawa kami ke penangkaran anggrek yang sengaja dipelihara.

"Karena musim kemarau jadi susah tumbuh saat ini. Populasinya sendiri cukup banyak, sedangkan umur bisa sampai 30 tahun bila benar dirawatanya," ucap Dedi kepada KompasOtomotif, (15/9/2015).

Di tempat ini Dedi juga turut meramwat ragam jenis anggrek lainnya. Mulai dari Anggrek Hitam, Panda, Bulan, Unik, Agawara, Merah, Macan, Tebu, sampai jenis hybrid atau hasil kawin silang dari dua spesies berbeda. (ADV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau