Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Jajal Performa Boxster GTS Langsung di Markas Porsche Asia-Pasifik

Kompas.com - 03/06/2015, 07:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Singapura, KompasOtomotif – Klan model Gran Turismo Sport (GTS) milik Porsche, bertambah sejak penanda model performa itu melekat di tubuh roadster 2-pintu Boxster untuk pertama kalinya. Pengenalan Boxter GTS untuk global telah dilakukan pada Maret 2014, namun sayang model ini tidak diluncurkan di Indonesia. Meski begitu KompasOtomotif mendapatkan kesempatan istimewa mengujinya langsung di markas Porsche Asia Pasific (PAP), Singapura.

Sesi test drive digelar pada 26 Mei lalu, KompasOtomotif datang bersama satu rekan media nasional lain untuk menguji Boxster GTS selama sekitar enam jam sambil menjelajahi “Kota Singa”. Arah perjalanan telah ditentukan, PAP membaginya menjadi  enam rute. Total perjalanan mencapai 150 km dan kami hanya perlu mengikuti instruksi yang direkam di GPS.

Perjalanan pertama dimulai dengan antusias, atap lunak dibuka agar bisa lebih merasakan suasana casual dikuti pemandangan gedung yang dibangun berhimpitan. Hal serupa juga terasa di interior Boxster GTS, konfigurasi tombol-tombol dirancang sederhana namun multifungsi. Posisi tombol diatur dalam jangkauan tangan pengemudi, jadi meminimalisasi gerakan mirip nyetir mobil balap.

Kelas GTS ada di atas model-model Porsche berlambang “S”, dibuat lebih bertenaga namun masih di bawah model “hardcore” GT. Boxster GTS menggunakan mesin tengah 3.4L sama seperti versi Boxster S, namun perubahan pada sistem pembakaran hasil kontrol variabel pada intake camshaft menghasilkan tenaga lebih besar 15 tk. Jadi, total tenaga Boxster GTS mencapai 330 tk, lebih dari cukup untuk pondasi gerak lincah bodi seberat 1.375 kg.

Sport Plus

Kemampuan Boxster GTS sebenarnya ada pada mode Sport Plus. Saat aktif, Porsche Active Suspension Management (PASM) menjadi lebih kaku serta suara knalpot makin “serak” dan sangar. Saat dicoba performanya “menggila”, lebih memacu adrenalin dibanding mode Sport. Begitu pedal gas dipijak, transmisi 7-percepatan Doppelkupplungsgetriebe (DPK) langsung mencari putaran maksimal untuk penggantian gigi.

Mesin seperti berteriak kencang, laju mobil mengejar kecepatan maksimum 285 kpj. Pelek ukuran 20 inci dengan ban profil tipis-lebar di keempat kaki mendukung kestabilan manuver. Boxster GTS semakin lincah namun mudah dikendalikan.

Tapi sayang tidak semua tenaga bisa digunakan, pasalnya di Singapura batas kecepatan kendaraan berlaku ketat dan diawasi kamera. Di beberapa jalan hanya boleh 80 kpj atau 90 kpj sesuai rambu, bila tidak ada rambu ditentukan maksimal hanya 50 kpj.

Selain itu tidak semua performa bisa dirasakan, padahal menurut data spesifikasi Boxster GTS sanggup berlari 0 – 100 kpj hanya dalam 4,7 detik dan bisa lebih cepat 0,2 detik lagi bila menggunakan launch control.

Jalan di Singapura sangat mulus, selama perjalanan kami jarang menemui aspal rusak. Lokasi ini sepertinya sangat pas menguji mobil sport, apalagi tidak ada polisi tidur, yang ada hanya speed bump melandai. Karl menyarankan untuk pemakaian harian lebih baik menggunakan mode performa Sport ditambah Sport Exhaust System, dan seting suspensi comfort. Benar saja, cara ini lebih “manusiawi” sebab “bantingan” masih terasa lembut tapi tenaga bisa dikail cukup sesuai kebutuhan.

Kesimpulan

Porsche Boxster GTS punya banyak arti kata "fun". Meski tenaganya besar, mobil ini tak sulit dikendalikan bahkan buat pengemudi pertama.

Sama seperti model sport sekelas, sedan tipe bawah Porsche dengan performa, Boxster GTS, agaknya cukup menantang bila digunakan di jalan-jalan Indonesia. Dengan infrastruktur jalan yang kurang memadai, Boxster GTS akan seperti “Singa” yang keluar dari habitat aslinya. Sepertinya siapapun konsumen Indonesia yang ingin memilikinya wajib memanfaatkan kegiatan track day yang kerap digelar Porsche Indonesia.

Boxter GTS memang tidak diluncurkan di Indonesia dan stok unit tidak tersedia, namun Porsche Indonesia mengatakan pemesanan bisa dilakukan. Sebagai gambaran Boxster GTS dijual di Singapura seharga 342.788 dollar Singapura (tanpa Certificate of Entitlement/COE) atau Rp 3,3 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau