Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini ”Dewa Penyelamat” dari Navara saat Tersesat di Gunung Leuser

Kompas.com - 26/05/2015, 12:00 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Banda Aceh, KompasOtomotif – Perjalanan test drive All-New Nissan Navara dalam Ekspedisi Tanah Rencong, 20-23 Mei 2015 lalu benar-benar menjadi pengalaman mencekam namun mengasyikkan. Bagaimana tidak, rombongan ”terbawa arus” GPS dan akhirnya tersesat di Gunung Leuser, tak jauh dari Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.

Kendati demikian, 22 jurnalis termasuk KompasOtomotif dan manajemen PT Nissan Motor Indonesia mampu melewati rute yang sangat jarang dilalui kendaraan roda empat itu. Rombongan menyusuri Takengon, Blangkejeren, Gayo Lues, naik ke Terangon hingga Babahrot, rute yang tak pernah tercantum dalam daftar awal perjalanan.

[Baca: Tersesat di Gunung Leuser bersama Nissan Navara Bagian I, Bagian II, Bagian III, dan Bagian IV]

Istimewa-Mardenny All-New Navara saat melewati jalanan longsor yang sangat berbahaya.

Terlepas dari kerjasama semua orang yang tersesat, Nissan All-New Navara sangat punya bekal untuk melewati medan berat. Tanah longsor dengan kemiringan menghadap jurang, jalan berkerikil menanjak 45 derajat, sampai medan yang licin dan penuh batu, tak begitu sulit dilewati. Bahkan mobil dalam kondisi standar, termasuk penggunaan ban spesifikasi jalanan.

KompasOtomotif sedikit merangkum, bekal Nissan Navara yang bisa dipakai bertualang, sama seperti saat rombongan jurnalis tersesat belasan jam di hutan Gunung Leuser:

1. All-New Navara dibekali mesin bertenaga dan torsi besar. Ada dua tipe, VL (untuk private) dan SL (fleet). Keduanya bertorsi puncak sama, yakni 450 Nm. Namun tenaga maksimal untuk tipe VL 190 tk, sedangkan SL 163 tk (tenaga diperkecil untuk menghemat bahan bakar-permintaan konsumen fleet).

2. Gear ratio. Kombinasi rasio gir Nissan Navara menghasilkan kemampuan luar biasa. Crawl ratio yang berguna sebagai patokan kekuatan merayap sangat besar. Rumusannya, ratio gear 1 x ratio gear final x ratio transfer case. Hasilnya, crawl ratio mencapai 46,996:1 untuk varian transmisi manual, dan 44,57:1 untuk transmisi otomatik.

3. Vehicle Dynamic Control (VDC) dan Traction Control System, menjanjikan pengendalian super di medan aspal dan bebatuan kerikil. Saat digunakan menanjak dengan kecepatan tinggi di aspal, mobil mampu meminimalisasi selip, understeer atau oversteer, bahkan saat jalanan licin karena air atau kerikil.

4. Active Brake Limited Slip (ABLS). Tenaga disalurkan ke semua roda. Namun roda yang mengalami selip akan direm otomatis agar tenaga tersalurkan.

5. Hill Start Assist dan Hill Descent Control. Mungkin ini salah satu yang berkontribusi besar saat tombongan blusukan di hutan dengan tanjakan dan turunan terjal. Mobil akan mengontrol penuh saat turunan, agar tidak menyelonong. Sementara saat berhenti di tanjakan, akan ada jeda 2-3 detik untuk kaki pengemudi berpindah dari pedal rem ke pedal gas, agar mobil tidak mundur.

6. ABS, EBD, dan BA. Kombinasi sistem rem pintar ini mencegah mobil tidak terkunci, atau memperpendek jarak pengereman saat melaju kencang. Hal ini beberapa kali teruji saat rombongan melakukan konvoi dan tiba-tiba berhenti mendadak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau