Banda Aceh, KompasOtomotif – Perjalanan untuk menjajal ketangguhan Nissan All-New Navara di Aceh dengan tajuk Ekspedisi Tanah Rencong, 20-23 Mei 2015, benar-benar menjadi pengalaman menarik. Secara tak disengaja, rombongan tersesat di pegunungan yang belakangan diketahui berada di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser.
Setelah melewati jalanan yang seakan tak berujung dan semakin menyempit di Aceh Tengah, akhirnya rombongan terhenti di tanjakan terjal bebatuan. Suasana saat itu semakin mencekam karena hari mulai gelap, hujan pun mulai membasahi medan.
Di titik yang diketahui berada di Tongra, Terangon, Aceh Tengah, itu, mulai timbul keragu-raguan. Bisakah mobil-mobil ini melaju di jalur ekstrem? Satu-persatu Navara pun berhasil naik di tanjakan dengan kemiringan sekitar 45 derajat itu.
Terjal
Namun sayang untuk X-Trail, karena berpenggerak dua roda, SUV perkotaan itu harus putar balik menuju rute sebelumnya untuk menuju Banda Aceh via Takengon. Praktis perjalanan murni diisi tujuh Navara yang diisi 22 jurnalis, organizer, dan manajemen PT Nissan Motor Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, berkali kali Vice President NMI, Izumi Sinkichi dan GM Strategi Pemasaran dan Rencana Produk, Budi Nur Mukmin turun langsung untuk memberi dukungan terhadap rombongan. Hujan semakin deras, medan semakin tak terduga.
Di titik ini, jarak yang sudah ditempuh adalah 236 km. Atau sudah lewat 40 km dari rute seharusnya. Sedikit membuat lega, tiba-tiba melintas pengendara sepeda motor dengan membawa bekal yang diletakkan di jok belakang, menuju arah berlawanan.
Dia hanya mengatakan, jalan yang kami lalui akan terus mendaki dan sangat ekstrem sekitar 3 km di depan, lalu 15 km off-road hingga ke jalanan aspal. Meski sudah ada gambaran medan, namun kami benar-benar tak bisa menebak posisi daerah yang kami lewati. Kami buta kawasan Aceh.
"Crawl ratio"
Tapi Navara masih terlalu tangguh. Dengan crawl ratio yang sangat besar, mencapai 46,996:1 untuk varian transmisi manual, dan 44,57:1 untuk transmisi otomatik, seharusnya tidak ada hambatan untuk merayap pelan dengan empat roda.
Perlu diingat, semua Navara yang tersesat menggunakan ban standar, bukan ban pacul, yang membuat perjalanan di medan licin semakin menantang. Torsi besar sangat membantu pendakian, bahkan bisa dibilang tanpa ditemukan masalah sedikit pun.
Masalah selesai? Belum. Masih ada tanah longsor di pinggir jurang dan pohon tumbang menghadang yang membuat perjalanan semakin panjang. (bersambung)
Cerita sebelumnya:
Tersesat di Gunung Leuser Bersama Nissan Navara (I)
Tersesat di Gunung Leuser Bersama Nissan Navara (II)