Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkencan Intim dengan Honda Vario 150

Kompas.com - 16/02/2015, 08:20 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Cukup mengejutkan saat PT Astra Honda Motor (AHM) membuat keputusan untuk memasarkan All-New Vario 150 eSP. Tampang sama dengan versi 125cc, hanya beda emblem dan warna, namun kubikasi mesin bersenggolan dengan PCX 150. Harganya pun cukup tinggi, berada di kisaran Rp 20 juta.

Dengan beberapa poin tersebut, tentu tipe ini membuat penasaran KompasOtomotif untuk lebih ”mengintiminya” demi mencari keunggulan yang ditawarkan. Meski sudah pernah membawa lari sekejap dalam test ride singkat usai peluncuran, akhir Januari lalu, namun mengencani lebih lama menjadi hal wajib agar mengenali karakternya lebih dalam.

Kesan pertama saat naik sudah KompasOtomotif beberkan pada kencan awal usai launching. Kini menatap wajahnya lebih detail. [Baca: Kesan Pertama Duduk di Honda All-New Vario] dan [Merasakan Tarikan Khas dan Goyangan Lincah Honda Vario Baru].

Wajah berkelas

Tiba-tiba timbul kesan elegan. Warna hitam dof sebagai salah satu opsi menjadikan model ini naik kelas. Emblem timbul tanpa corak tambahan pada bodi menghasilkan penampilan bersih dan berkelas. Ban lebih lebar, juga tanpa ban dalam.

Meski sama-sama menyandang label ”150” dan berteknologi mirip, namun Vario 150 dan PCX 150 beda. Dari penjelasan AHM, Vario 150 mengadopsi mesin PCX 150 dari Thailand, kubikasinya 149cc. Sementara PCX 150 yang saat ini dipasarkan ambil dari Vietnam dengan kapasitas 153cc.

Kompas.com-Roderick Adrian Moses Tampang depan sangat berkarakter, ditandai dengan LED berwarna sorot putih.

Tarikan

Untuk yang doyan tarikan cepat, tipe 150cc ini lebih menjanjikan dibandingkan dengan tipe 125cc. Di atas kertas, tenaganya lebih besar. Vario 150 bertenaga 12,4 tk, sementara tipe 125cc tenaganya 11,1 tk. Torsi juga beda, 12,8 Nm berbanding 10,8 Nm, lebih besar Vario 150.

Satu hal yang bisa digarisbawahi, bahwa tarikannya lumayan jauh beda. Vario 150cc lebih enteng. Untuk stop and go di jalanan macet akan terasa lebih nikmat. Torsi terasa stabil hingga putaran menengah, namun mulai turun di putaran menengah-atas.

Memang, KompasOtomotif tidak membandingkannya head to head dengan versi 125cc. Namun saat kencan pertama sudah cukup dijelaskan perbedannya.

Irit

Konsumsi bahan bakar dites menggunakan metode full to full, dipakai dalam penggunaan sehari-hari. KompasOtomotif tidak menerapkan teori eco riding, berkendara dengan gaya standar, sesekali berboncengan. Hal ini untuk mengetahui kondisi riil saat dipakai sehari-hari oleh konsumen.

Jika klaim AHM mencapai 52,9 kpl, KompasOtomotif memperoleh angka 48,7 kpl. Beda sekitar hampir 5 km untuk 1 liter bensin. Namun dengan kondisi pemakaian sehari-hari, angka tersebut masih tergolong sangat irit. Tes menggunakan bahan bakar oktan 92.

Kompas.com-Roderick Adrian Moses Harga Rp 20 jutaan sebanding dengan banyak fitur yang diemban.

Kenikmatan lebih

Poin penting lain adalah sederet fitur yang menjadikannya semakin berkelas. Lampu LED di depan diklaim hemat listrik 70-80 persen. Tatapannya tajam, tapi tak menyilaukan. Ditambah idling stop system (ISS) yang siap mematikan mesin 3 detik setelah mesin berhenti (idle).

Combi Brake System (CBS) memudahkan pengguna mendistribusikan kekuatan pengereman hanya dalam satu gerakan tangan (kiri). Aswer Back System melengkapi sederet fitur kelas atas, membuat sepeda motor ini memberikan tanda lewat bunyi dan lampu sein saat untuk mencarinya di parkiran.

Banderol Rp 20-an juta memang terkesan mahal. Namun saat memanfaatkan semua fitur yang tersemat, merasa bangga dengan tampang yang berkelas, rasanya model ini pantas dijadikan opsi untuk berkendara sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau