Shanghai, KompasOtomotif - Pemerintah China menunjukan keseriusannya mendorong industri otomotif berteknologi ramah lingkungan di negaranya. Negara Komunis terbesar di dunia itu berkomitmen melanjutkan insentif pembelian mobil-mobil "hijau" hingga 2020.
Kepastian itu diperoleh dari draf rancangan peraturan yang dilepas ke publik oleh situs resmi Kementerian Keuangan China, dilansir Reuters, Selasa (30/12/2014), melanjutkan insentif yang semula berakhir di 2015. Keputusan ini terasa manis bagi produsen mobil listrik lokal terbesar, BYD Company.
Subsidi akan terus diberikan bagi konsumen yang mau beli mobil berteknologi ramah lingkungan, termasuk listrik, hibrida "plug-in", dan fuel cell atau hidrogen. Meskipun nilai insentif yang diusulkan pada peraturan itu terus menyusut mulai 2016 hingga 2020.
Pemerintah China berharap bisa meningkatkan kualitas udara yang sudah terkontaminasi oleh polusi, salah satu penyumbang terbesarnya dari kendaraan bermotor. Selain itu, juga mengurangi ketergantungan impor minyak mentah untuk kebutuhan bahan bakar minyak.
Para pelaku industri juga menyambut baik kebijakan ini, terbukti dengan jumlah produksi kendaraan ramah lingkungan naik lima kali lipat dalam 11 bulan pertama 2014 dibandingkan periode sama 2013. Tapi, jumlah yang diharapkan masih jauh dari target 5 juta unit mobil ramah lingkungan yang mau dicapai pemerintah China pada 2020.
China juga masih mendahulukan subsidi bagi merek lokal, mengecualikan pabrikan asing seperti BMW, Tesla Motor, atau Nissan untuk bisa menikmatinya. Konsumen mobil listrik lokal bisa mendapat diskon harga langsung, mencapai 55.000 yuan (Rp 110,1 juta) untuk kendaraan penumpang dan 500.000 yuan (Rp 1 miliar) untuk bus listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.