Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suzuki Gusar dengan Buyut Osamu

Kompas.com - 29/06/2014, 13:00 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Tokyo, KompasOtomotif - Para investor Suzuki Motor Corporation gusar akan ketidakpastian siapa penerus kursi kepemimpinan Presiden sekaligus Komisaris utama perusahaan, Osamu Suzuki. Pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini sudah berusia 84 tahun dan menghabiskan hampir tiga dekade memimpin perusahaan ini.

Akhir pekan ini, kepemimpinan Osamu kembali diperpanjang satu tahun, diputuskan dalam pertemuan umum perusahaan di Hamamatsu, sebelah barat daya Tokyo.

"Menjadi risiko besar memiliki orang berusia 84 tahun dipucuk pemimpinan dan banyak  terhembus kegusaran akan ketidakpastian. Kami sangat khawatir jika tiba-tiba Osamu meninggal dunia karena usianya yang tua, pasar akan beraksi negatif tanpa mengetahui apa yang terjadi selanjutnya," jelas Kazuyuki Terao, analis Allianz Global Investor Japan Company di Tokyo, dilansir Bloomberg ( 28/6/2014).

Tahun lalu, Suzuki berhasil meraih rekor baru mencakup keuntungan perusahaan. Tapi, jika dibandingkan dengan Toyota, masih jauh untuk bisa bersaing dalam hal riset dan pengembangan untuk masa depan.

Pemegang saham perusahaan, seperti Mizuho Asset Management juga menyatakan kekhawatirannya pada arah strategi perusahaan ketika Osamu tidak menjabat lagi sebagai pimpinan. Saat ini, meskipun Osamu belum mengumumkan ada suksesor, ia baru saja menaikkan empat "letnan" perusahaan menjadi wakil presiden eksekutif mulai 2011.

Dari keempat calon itu, salah satunya adalah putranya, Toshihiro Suzuki, 55, yang saat ini bertanggung jawab pada bisnis perusahaan di luar Jepang.

Calon lain
Tiga calon lainnya, adalah Yasuhito Harayama, 58, ia pernah bekerja di kementerian ekonomi dan keuangan Jepang. Juga masih ada, Minoru Tamura, 66, dan Osamu Honda, 64. "Tidak ada yang transparan. Kami tidak tahu apa yang harus diharapkan. Ini tidak bagus bagi investor," jelas Takashi Aoki analis Allianz dan Mizuho Asset.

Menyangkut kegusaran ini, juru bicara Suzuki Ei Mochizuki di Tokyo, masih belum mau berkomentar lebih lanjut.

Semula, Osamu memercayai menantunya Hirotaka Ono yang sudah disiapkan memimpin Suzuki di masa depat. Sayang, Ono meninggal dunia pada usia 53 tahun pada 2007 karena penyakit kanker. Dalam kenangannya, Osamu mengatakan rencananya berantakan dengan kepergian Ono.

"Tidak ada yang lebih sulit dari menunjuk suksesor. Meskipun posisi presiden bukan tempat yang bisa dibagi pada semua orang, saya harus mengatakan kesalahan saya karena telah memutuskan satu orang terlalu cepat. Saya harusnya menyiapkan dua atau tiga kandidat, karena Anda tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, semuda apapun mereka," beber Osamo dalam memoar kala itu.

Tentunya, persiden baru Suzuki harus bisa mengamankan penguasaan pasar di India, sebagai pasar terbesarnya. Kondisi pasar di negara tersebut juga semakin ketat menyusul diluncurkannya beberapa model dari Honda dan Hyundai. Pemimpin baru Suzuki juga harus bisa mempertahankan perusahaannya dengan mantan mitra Volkswagen dalam kerjasama yang pupus di tengah jalan.

"Kami paham butuhnya diskusi dalam kondisi ini. Saat ini fokus prioritas kami adalah mengakhiri sidang abitrasi dengan VW," tukas Tosohihiro Suzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau