Masaki Honda, peneliti senior Frost and Sullivan, menjelaskan, sebagai pasar tunggal, penjualan ASEAN sudah lebih besar ketimbang Jerman, India, dan Rusia. Dalam lima tahun ke depan peringkat ini tidak akan berubah-masih lima besar-tapi, jumlah penjualannya naik signifikan menembus 4,5 juta unit.
"Peringkat boleh jadi sama, tapi volume pasarnya bisa lebih besar dari Jepang. Pada 2020, penjualan mobil di ASEAN diprediksi tumbuh 28 persen menjadi 4,5 juta unit," beber Honda dalam presentasinya pada Seminar Prospek Industri Otomotif Nasional Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, dengan tema "Strategi Memacu Kemandirian Teknologi, Daya Saing, dan Menjadi Pemenang Pasar", Forum Wartawan Industri, di Jakarta Selatan, Senin (23/6/2014).
Dijelaskan, pertumbuhan pasar mobil dipicu oleh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar. Lima negara terbesar di ASEAN, diprediksi tumbuh 54 persen dari 2013 sampai 2019. Jumlah polulasi juga tumbuh relatif stabil 8,4 persen. Rata-rata pendapatan penduduk perkapita juga naik 8.300 dollar AS menjadi 11.600 dollarAS, naik 40 persen.
Negara lain di luar Thailand terus tumbuh penjualan mobil masing-masing domestiknya, dipimpin oleh Indonesia. Keputusan pemerintah mendongkrak penjualan pada 2012 dengan program pembelian mobil pertama, membuat pasar mulai melemah tahun lalu (2013).
Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, menjelaskan, pada 2015 Indonesia masih mengandalkan mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), untuk menopang penjualan dalam negeri. Dengan mendorong lokalisasi, maka sekaligus membendung mobil impor sejenis yang datang dari negara lain.
"Di Thailand juga ada program Eco Car, kalau Indonesia tidak punya LCGC maka penjualan akan diisi kiriman mobil dari sana," beber Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.