Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Mobil Hibrida Sudah Capai Titik Jenuh

Kompas.com - 10/06/2014, 18:18 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Los Angeles, KompasOtomotif - Lonjakan harga bensin di Amerika Serikat biasanya diikuti dengan meningkatnya penjualan mobil hibrida. Tapi, konsumen sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kenaikan, karena penjualan mobil seperti Toyota Prius cenderung stagnan.

Hasil analisis data dari Automotive News Data Center dan IHS, memprediksi kalau penjualan mobil hibrida sudah mencapai titik jenuh, baik dari segi pasar maupun volume di AS.

"Ini kondisi keuangan. Harga mobil hibrida yang mahal tidak sebanding dengan penghematan bahan bakar yang diperoleh dan konsumen memilih pilihan yang lebih rasional. Semakin statis harga bensin, konsumen semakin menyesuaikan dan kembali ke posisi nyaman mereka," jelas Tom Libby, analis IHS Automotive dilansir Automotive News (9/6/2014).

General Manajer Toyota, Bill Fay menjelaskan, masih ada potensi pasar yang lebih besar yang bisa menerima kehadiran teknologi hibrida. Buktinya, tahun lalu (2013), Toyota berhasil melego 350.000 unit hibrida. Tapi, untuk model Prius saja, memang penjualannya turun 1 persen, meskipun sudah ditawarkan dalam empat varian.

"Meskipun harga bensin sekarang tidak setinggi dulu, tetap saja tidak murah. Dalam level lingkungan harga bensin yang lebih tinggi dan stabil seperti ini, penjualan truk membaik, menjadi bukti kalau konsumen menunjukkan adaptasi terhadap harga tinggi," lanjut Fay.

Tahun lalu, penjualan untuk kendaraan berbahan bakar alternatif naik menjadi 594.485 unit dari posisi 2010 cuma 274.749 unit, melonjak dua kali lipat lebih dalam empat tahun. Tapi, lonjakkan ini terjadi karena memang secara total pasar juga melesat tajam. Kategori kendaraan berbahan bakar alternatif, adalah hibrida, hibrida "plug in", dan gas.

Porsi pasar
Hasil penelitian IHS Automotive menunjukkan kalau memang plat nomor mobil hibrida naik dua kali lipat pada 2009, tapi pangsa pasarnya terhadap industri masih minim. Bahkan porsi hibrida terhadap total pasar turun dari 2009 menuju 2010. Hal sama juga terjadi periode 2013 menunju 2014.

Porsi penjualan mobil hibrida berkisar 1,5-4 persen terhadap pasar, tergantung dari bulan apa. Tapi, tren pertumbuhan ini hampir sama sekali tidak terlihat di 2010, hanya berkisar 2,5 persen sampai 3,5 persen saja. Selama musim panas, pangsa pasar mobil hibrida juga turun pada 2010, 2011, dan 2012. Selama dipasarkan, pangsa pasar tertinggi hibrida yang berhasil diraih cuma 4 persen, tidak pernah lebih.

Dave Sullivan, Analis AutoPacific, mengatakan, alasan awal orang membeli mobil hibrida adalah citra "hijau" yang ditawarkan dan jalur khusus di tol, tapi kedua alasan itu tidak masuk akal lagi. Sebagai hasilnya, "mobil hibrida tidak lagi banyak diminati orang". Tapi, kalau harga bensin melesat tinggi, baru permintaan mobil ini kembali ikut terkerek cepat.

"Orang sudah menyesuaikan anggaran mereka untuk bensin seharga 4 dollar (per gallon) dan sudah mulai diterima. Kami tidak menjual begitu banyak, Prius V belum mencapai target penjualannya dan Prius lama semakin uzur. Konsumen sekarang melanjutkan perjalanan," jelas Sullivan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau