Setelah dilakukan penelitian toksikologi (pengaruh bahan kimia terhadap organisme), terdapat setidaknya 12 persen dari 24.000 kematian dalam kecelakaan, terindikasi berkaitan dengan ganja. Riset tersebut sejalan dengan temuan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), pada 2010, yang mengatakan delapan siswa SMU mengaku pernah mengemudi setelah menghisap ganja.
Dari data resmi tersebut terungkap, hampir setengah dari seluruh jumlah kecelakaan yang berujung cedera parah, pengendara positif mnggunakan ganja, dan rata-rata di bawah usia 25 tahun. Studi lain, New England Journal of Medicine, menjelaskan, pengemudi usia muda yang terpengaruh zat memabukkan tersebut, akan menurunkan tingkat intelejensi sementara.
Barack Obama
Selama dua dekade, rangking ganja setara dengan obat-obatan terlarang yang paling sulit dicari. Pemerintah AS telah berusaha memasukkan peraturan lebih tegas, dengan landasan hukum yang lebih jelas, tapi terbentur dengan fakta bahwa Barrack Obama, menjadi Presiden AS pertama yang mengaku pernah menghisap ganja saat remaja.
“Saya melihatnya sebagai kebiasaan buruk, saya tidak berpikir itu lebih buruk daripada alkohol,” kata Obama kepada majalah New Yorker.
Alkohol memang diklaim sebagai salah satu sumber terbesar kecelakaan, terlepas fatal atau tidak. Bulan lalu NHTSA memaparkan, negara merugi 250 miliar dollar per tahun karena kecelakaan berkendara akibat alkohol. Sementara total kerugian akibat seluruh jenis kecelakaan mencapai 871 miliar dollar.
Hanya sebagian negara bagian di AS yang memperbolehkan pemakaian ganja untuk pengobatan, tapi NHTSA juga mengungkapkan, empat persen dari semua pengendara menggunakan ganja pada siang hari, dan enam persen pada malam hari. Pada akhir pekan, jumlah pemakaian di malam hari meningkat dua kali lipat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.