HARTFORD, KOMPAS.com — Mengemudikan mobil dalam kondisi teler, entah karena pengaruh alkohol atau psikotropika, tidaklah dibenarkan. Namun, ada kabar mengejutkan dari Amerika Serikat. Dalam sebuah simulasi, ternyata efek karena ganja tergolong kecil terhadap keterampilan mengemudi.
Ini bukan asal cuap, melainkan hasil penelitian yang dilakukan oleh jurusan farmasi Universitas Iowa Carver College, Amerika Serikat, atas permintaan pemerintah federal. Meski begitu, para peneliti tak menganjurkan untuk mengisap ganja saat mengemudi.
Pemerintah federal perlu mengambil langkah ini (riset) mengingat adanya peningkatan jumlah pengemudi yang membawa mobil dalam kondisi di bawah sadar. Kondisi seperti ini jelas berpotensi pada kecelakaan di jalan raya.
Untuk langkah awal ini, ganja menjadi percobaan pertama. Sebanyak 85 orang dewasa disuruh mengisap ganja yang merupakan pasokkan dari Lembaga Nasional Penyalahgunaan Obat Terlarang dan Universitas Mississipi. Semua peserta dihadapkan dalam berbagai situasi yang berpotensi pada kecelakaan.
Beberapa kondisi yang disiapkan meliputi melewati persimpangan jalan, berhenti atau terus di lampu merah, dan aksi responsif saat menghindar dari kendaraan yang muncul tiba-tiba.
"Biar bagaimanapun, mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan terlarang tidak dibenarkan. Namun, hal ini sangat mengejutkan. Kami masih perlu melakukan penelitian lanjutan terhadap pengaruh ganja pada otak manusia. Semua dilakukan untuk menciptakan kebijakan publik yang bisa menjaga orang tetap aman di jalan," ujar Beth Anderson, salah seorang peneliti, seperti dilansir Insidelane, Rabu (9/6/2010).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.