Berbagai perusahaan raksasa Eropa, berlomba-lomba mengembangkan teknologi ini. Renault telah menciptakan prototipe Next 2 berbasis model mobil listrik, Zoe. Memanfaatkan sistem Global Positioning System(GPS), kamera, dan sensor, mobil bisa bergerak sampai 30 kpj, dengan syarat tetap diawasi pengemudi.
Pabrikan lain, Mercedes-Benz, membuat S Class yang sanggup dipacu hingga 125 km, tanpa pengemudi saat pengujian di Jerman. BMW punya teknologi pintar yang bisa menghapal sirkuit, lalu mengulangi putaran tanpa bantuan pengemudi.
Sebenarnya hampir setiap pabrikan besar sadar kebutuhan teknologi ini, semua punya pengembangan masing-masing. Tapi yang paling agresif, Google, yang bermarkas di AS. Perusahaan mesin pencari di internet itu telah menyiapkan 100 unit mobil otonomos untuk diuji di jalan-jalan.
Tanggung jawab
Teknologi sudah siap, pengujian terus berjalan, namun masih ada yang kurang. Menurut Ghosn mobil-mobil otonomos butuh pengawasan. “Masalahnya bukan teknologi, tapi undang-undang, dan pertanyaannya adalah tanggung jawab yang akan datang saat mobil ini mulai beredar. Terutama, siapa yang harus bertanggung jawab saat tidak ada penumpang di dalamnya,” ujar Ghosn, seperti diberitakan Automotive News, Rabu (4/6/2014).
Amandemen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyetujui mulai tahun ini, pengemudi bisa saja lepas tangan di mobil otonomos. Keputusan ini diprakarsai oleh Jerman, Italia, dan Perancis. Ketiga negara ini percaya bisa membawa unit ke pasaran lebih dahulu daripada AS.
Beberapa syarat yang diungkapkan, sistem mengemudi otomatis harus bisa dihentikan oleh pengemudi. Kehadiran pengemudi juga masih diperlukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.