TOKYO, KOMPAS.com — Toyota Motor Corporation (TMC) dan Daimler AG merencanakan meningkatkan kerja sama mengembangkan sel bahan bakar (fuel cell) untuk mobil listrik. Hal itu dilaporkan oleh Financial Times Deutchland, tanpa menyebut sumbernya tetapi dikutip berbagai media internasional.
Kerja sama diperkirakan bisa dalam bentuk patungan, jelas koran tersebut. Sementara itu, menurut Reuters, ketika mengonfirmasikan berita ini ke TMC, pihak perusahaan hanya mengatakan belum ada bentuk kerja sama baru yang akan diumumkan. Sementara Mercedes-Benz juga belum mau memberikan pernyataan.
Daimler mulai mengembangkan kendaraan sel bahan bakar pada 1994. Saat itu, Daimler menghabiskan dana 1,23 miliar dollar (sekitar Rp 1,15 triliun) untuk teknologi ini. Toyota lebih awal lagi, yaitu 1992.
Dengan pengalaman satu dekade itu, kedua perusahaan diperkirakan bisa menjadi pionir dalam mewujudkan teknologi sel bahan bakar secepatnya. Toyota dan Honda merupakan produsen mobil pertama di dunia membuat kendaraan sel bahan bakar hidrogen untuk produksi komersial yang dimulai pada 2002.
Terakhir Toyota bekerja sama dengan Tesla untuk mengembangkan mobil listrik di NUMMI. Karena Daimler punya saham di Tesla, pengamat otomotif pun memperkirakan kedua perushaan bisa mengembangkan kendaraan bertenaga hidrogen dengan harga terjangkau.
Tahun lalu, beberapa pemain pada teknologi sel bahan bakar setuju bekerja sama untuk mempromosikan kendaraan bertenaga hidrogen. Dalam kelompok tersebut terdapat produsen mobil besar seperti Daimler, Toyota, General Motors, Ford, Honda, Nissan, dan Hyundai.
Pada minggu pertama bulan ini, Toyota diberitakan akan membuat mobil hidrogen, sel bahan bakar dengan harga makin terjangkau, sekitar Rp 500 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.