Sejak saat itu, para menteri datang dan pergi, tetapi Volvo tetap menjadi mo-
Penetapan Volvo sebagai mobil dinas para menteri memberikan status tersendiri bagi mobil yang dikenal sebagai mobil yang aman (safe). Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya, Volvo dikategorikan sebagai mobil para eksekutif. Sebab, Volvo juga digunakan sebagai mobil resmi tamu negara, mobil dinas pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara, serta mobil pimpinan perusahaan.
Dan, ini membuat PT Central Sole Agency yang memasukkan Volvo di Indonesia tak perlu bersusah payah menjual mobil-mobil Volvo di Indonesia.
Namun, pada masa pemerintahan Presiden Megawati
Petinggi PT Central Sole Agency bingung mencari segmen baru untuk digarapnya. Mau menggarap pasar eksekutif muda 30-40 tahunan, tidak bisa karena sudah telanjur diberi cap sebagai mobil para eksekutif yang berusia 50 tahunan ke atas. Mau menggarap segmen sedan fullsize papan atas, pesaingnya sudah sangat banyak, mulai dari Audi A8, BMW Serie 7, Jaguar XJ8, Lexus LS 460, sampai Mercedes Benz S-Class.
Sebagai pendatang baru, tentunya tidak mudah bagi Volvo bermain di di segmen sedan fullsize papan atas. Sebab, meskipun Volvo masuk kategori sedan fullsize papan atas, petinggi PT Central Sole Agency tidak pernah serius menggarap segmen sedan fullsize papan atas. Kehadirannya sebagai mobil para eksekutif selama ini tampaknya membuat PT Central Sole Agent lengah. Dan, ketika Volvo ditinggalkan oleh pemerintah, pijakannya di segmen sedan fullsize papan atas lemah.
Mobil-mobil keluaran Volvo adalah mobil-mobil yang bagus dan berkualitas, tidak kalah dibandingkan dengan mobil-mobil papan atas lainnya. Namun, perubahan kebijakan pemerintahlah yang membuat Volvo seperti terlupakan.
Apalagi, ketika pemerintahan baru terbentuk pada 22 Oktober 2009, diputuskan untuk mengganti mobil dinas para menteri dengan Toyota Crown Royal Saloon, yang kelasnya satu tingkat di atas Toyota Camry. Volvo pun semakin terlupakan.
”Kami tetap ikut memasukkan penawaran, tapi pemerintah memilih merek lain,” kata Paulus B Suranto, CEO PT Indobuana Auto Raya, yang menjual mobil Volvo.