Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Agus: Polytron Berminat Matangkan Konsep Mobil Nasional

Kompas.com - 13/02/2025, 14:17 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian RI (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui bahwa pemerintah sedang mematangkan konsep mobil nasional bersama beberapa pabrikan otomotif di dalam negeri.

Ditemui usai melaksanakan seremoni pembukaan resmi pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, dalam waktu dekat perusahaan dimaksud akan diundang ke Kementerian Perindustrian untuk membicarakannya lebih jauh.

"Mobil nasional sekarang kita sedang bahas bersama pabrikan, bahkan tadi ada pabrikan yang sudah menyampaikan kepada saya, mereka punya konsep membangun mobil nasional ini. Sekarang saya sedang tunggu," kata dia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Baca juga: Menperin Pastikan Insentif Motor Listrik Diluncurkan dalam Waktu Dekat

"Saya akan undang mereka. Tapi sudah ada juga beberapa grup yang menyampaikan siap untuk membangun mobil nasional," lanjut Agus.

Beberapa ketentuan yang akan dirancang dalam proyek mobil nasional ini ialah mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan nilai ekonomi.

Adapun salah satu merek yang berminat dalam program ini, diungkapkan Agus, adalah Polytron. Namun, rinciannya belum bisa diungkapkan lebih jauh.

"Polytron tadi salah satunya, yang mengatakan kepada saya bahwa mereka siap untuk membangun mobil nasional. Tetapi nanti ada beberapa selain dia. Kalau Maung, sudah masuk," kata dia.

Diketahui, sejak era 1970-an, Indonesia memang kerap berupaya menciptakan mobil nasional sebagai simbol kemandirian dan kebanggaan nasional.

Baca juga: Menperin Kepincut Teknologi Canggih Denza Z9 GT di IIMS 2025

Proyek-proyek seperti Toyota Kijang, Timor, Bimantara, hingga Esemka, mencerminkan semangat nasionalisme dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sayangnya, proyek ini tidak berlangsung lama.

Sebelumnya, isu tentang proyek mobil nasional kali pertama diungkapkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves).

Dia mengatakan, dari sepuluh besar merek mobil listrik terlaris dunia, salah satu yang sangat berminat ialah Geely Auto Group dari China.

"Geely ialah pabrikan mobil listrik nomor tiga (di China). Kami sudah lihat tempatnya pas kemarin datang (kunjungan kerja)," kata Luhut dalam acara Seminar Nasional IKAXA 2023 di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Baca juga: BYD Sealion 7 Resmi Meluncur, Harga mulai Rp 629 Juta

"Lalu saya tawarkan, 'eh kamu mau gak bikin di Indonesia tapi jadi merek Indonesia? Tapi penelitiannya dengan Indonesia'. Dia bilang mau. Kapan lagi kita punya mobil Indonesia," ujar Luhut.

Namun setelah dua tahun berselang, isu ini tampak timbul-tenggelam hingga kehadiran Aletra yang diklaim sebagai merek mobil asli Indonesia dan MV3 Garuda Limousine alias Maung Garuda hasil produksi PT Pindad (Persero).

Aletra sendiri merupakan bagian dari PT Sinar Armada Globalindo (PT SAG) dan menjalin kemitraan bersama salah satu anak usaha Geely Auto Group, Livan Auto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
peneliti, dosen, guru, pelajar kita (dalam negeri dan diaspora) ada juga yang bisa di bidang tersebut. tolong diseriusi


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau