JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral memperlihatkan seorang pengemudi mobil dipepet dan diintimidasi oleh tiga orang yang diduga preman di daerah Jatiwarna, Bekasi.
Video yang diunggah oleh akun @bekasi.terkini menunjukkan para pelaku yang berboncengan motor memukul bodi dan kaca mobil. Meskipun diabaikan, mereka terus mengejar mobil tersebut.
"Kronologinya mereka bertiga naik motor di depan mobil itu zig-zag jalannya, kita salip. Mereka lanjut mengejar lagi di depan kita, zig-zag lagi, akhirnya kita agak mengebut saat melewatinya. Lalu terjadi hal seperti di video," tulis keterangan di unggahan tersebut, dikutip Kompas.com, Selasa (31/12/2024).
Baca juga: Waspada Aksi Komplotan Preman di Jalan, Incar Pengemudi Mobil
View this post on Instagram
Menanggapi kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, berpendapat bahwa aksi premanisme semacam ini semakin marak karena kurangnya penegakan hukum yang memberikan rasa aman bagi masyarakat.
"Hukum tidak hadir memberikan rasa aman bagi pengguna jalan. Sehingga preman-preman ini bebas berkeliaran melakukan intimidasi, seperti di video," kata Sony kepada Kompas.com, Selasa (31/12/2024).
Ia menyayangkan kurangnya perhatian dari pihak berwajib terhadap kejadian serupa. Berdasarkan keterangan di video, korban telah melapor namun penanganannya terkesan lambat dan tidak responsif.
Baca juga: Daftar 33 Lokasi Kantong Parkir pada Malam Tahun Baru 2025 di Jakarta
Sony menyarankan agar pengguna jalan tetap tenang saat menghadapi intimidasi dan tidak usah melawan atau turun dari kendaraan. Tutup jendela dan hindari komunikasi yang dapat memicu negosiasi yang tidak jelas.
"Tetap fokus berkendara, jangan pernah berhenti sampai ke kantor Polisi atau markas TNI terdekat. Minta bantuan," kata Sony.
Dengan bertindak demikian, diharapkan respons cepat dari petugas yang berjaga dapat diperoleh. Penyelesaian masalah di jalan berisiko memperkeruh situasi dan memperumit permasalahan.
Sangat baik apabila kendaraan punya fitur dashcam atau penumpang merekam semua kejadian menggunakan ponsel. Video tersebut nantinya bisa dijadikan alat bukti buat petugas kepolisian untuk melakukan tindakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.