Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jenis Refrigerant AC Mobil

Kompas.com - 14/06/2024, 18:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi AC mobil relatif sama sejak beberapa dekade lalu. Komponen pendingin kabin ini menggunakan refrigerant atau freon untuk menurunkan suhu udara ruangan.

Tugas freon AC yaitu untuk menyerap panas dari kabin melalui evaporator. Udara yang sudah dingin kemudian diembuskan melalui kompresor.

Baca juga: Dibanderol Rp 239 Juta, Ini Modal Chery Tiggo 5X Gaet Konsumen

Andrew Prakuswo, pemilik bengkel spesialis AC mobil Fortune AC, mengatakan, saat ini sudah ada freon jenis baru yaitu 1234 YF yang lebih ramah lingkungan.

Cara Kerja Freon AC MobilRotarybintaro.co.id Cara Kerja Freon AC Mobil

"Dulu kalau kita bicara sejarah freon itu R12 dan itu kalau kita buang ke udara bebas, bumi butuh waktu ratusan tahun untuk bisa mengurai. Jelasnya (berapa tahunnya) saya lupa," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (13/6/2024).

"Terus ketemu yaitu R134 itu pun masih butuh puluhan tahun buat terurai di udara. Sedangkan 1234 YF ini (klaim) cuma butuh dua minggu buat terurai," kata Andrew.

Sebagai penjelasan, freon R12 atau chlorofluorocarbons (CFC) merupakan refrigerant yang sering digunakan dalam sistem AC pada masa lalu. Penggunaannya dihentikan karena dampak negatif pada lingkungan.

Baca juga: Coba Cek Bagian Ini jika Suspensi Depan Motor Bunyi

Adapun Freon R134a saat ini merupakan freon yang paling banyak dipakai sistem AC mobil. Freon jenis ini disebut freon hydro fluoro carbon dan tidak mengandung chloro, sehingga relatif aman buat lapisan ozon.

Servis AC Mobil di Fortune AC, Cibubur. KOMPAS.com/Gilang Servis AC Mobil di Fortune AC, Cibubur.

Baca juga: United Dorong Populasi Motor Listrik di Jakarta Fair 2024

Andrew mengatakan, saat ini sudah ada sebagian mobil yang memakai freon 1234 YF namun masih terbatas mobil premium.

"Itu mahal sekali itu sekali pengisain Rp 3 juta - Rp 4 juta. Makanya kelihatannya masih agak susah buat jalan di Indonesia karena harganya masih mahal," ujarnya.

"Tapi saya yakin dan harus ke depan kita akan ke sana. Karena itu peraturan dunia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau