Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nissan Berhenti Kembangkan Mesin Bensin, Ini Alasannya

Kompas.com - 08/06/2024, 11:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Carscoops

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu jenama otomotif asal Jepang, Nissan, memutuskan untuk berhenti melakukan semua pengembangan dan investasi pada kendaraan berbahan bakar fosil pada masa mendatang.

Dilansir Carscoops pada Jumat (7/6/2024), keputusan tersebut diambil sebab perusahaan ingin fokus beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) demi menyambut kompetisi global.

Senior Vice President & Chief Planning Officer Nissan untuk AMIEO, Francois Bailly tidak menyangkal bila teknologi itu merupakan jawaban atas kendaraan masa depan.

Baca juga: Harga Double Cabin Bekas per Juni 2024, Ranger mulai Rp 80 Jutaan

Nissan Note e-PowerFebri Ardhani/Otomania Nissan Note e-Power

"Masa depan kami adalah EV dan kami tidak berinvestasi pada mesin untuk bensin, itu sudah pasti," kata dia.

Namun peralihan Nissan tersebut akan mengandalkan teknologi e-Power yang selama ini terus dikembangkan hingga menjadi salah satu keunikannya. Hal itu memungkinkan mereka untuk memanfaatkan teknologi secara bertahap.

Dengannya, besutan yang sudah dilakukan berbagai percobaan sejak 2021 tersebut mampu meningkatkan efisiensi termal mesin pembakaran hingga 50 persen.

Maka, penggemar model performa ikonik Nissan tak perlu khawatir. Itu karena diperkenalkannya Ariya Nismo baru-baru ini menunjukkan kemampuan Nissan mengadaptasi warisan performanya ke era elektrifikasi.

Meski demikian, nasib GT-R generasi berikutnya sebagai mobil ikonik masih diselimuti misteri.

Baca juga: Tips Aman Hadapi Pengemudi Arogan Saat Berkendara di Jalan Raya

Nissan e-Power.Carscoops Nissan e-Power.

Keputusan Nissan yang hanya fokus pada elektrifikasi itu bertolak belakang dengan pendekatan yang dilakukan produsen mobil Jepang lainnya.

Mereka diketahui memilik berkolaborasi mengembangkan mesin pembakaran netral karbon baru yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti biofuel, hidrogen, dan bahan bakar sintetis.

Meskipun bahan bakar ini menjanjikan, Nissan tampak yakin bahwa teknologi yang ada mampu menjembatani kesenjangan tersebut hingga kendaraan listrik mencapai keseimbangan biaya dengan kendaraan bermesin pembakaran internal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com