Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Mesin Truk Harus Dipanaskan Sebelum Digunakan

Kompas.com - 26/04/2024, 19:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum berangkat, biasanya sopir truk punya ritual memanaskan lebih dahulu mesin kendaraannya.

Bedanya dari mobil biasa, untuk truk kebanyakan membiarkan terus menerus dengan durasi yang cukup lama.

Dharmawan Edy Susanto, VPC CBU Sales Operation Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) mengatakan, memanaskann mesin truk sebelum jalan memang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan kendaraan. 

Baca juga: Buka Cabang Baru, UPPF Siap Layani Warga Jaksel

Mercedes Benz Actros 2636KOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI Mercedes Benz Actros 2636

"Kalau langsung dipakai jalan tanpa dipanaskan keausan mesin truk jadi tinggi. Mesin ini merupakan sekelompok komponen yang saling bergesekan. Mesin itu harus diusahakan gesekannya rendah supaya awet, makanya harus panas dulu," katanya pada acara DCVI Media Test Drive, Kamis (25/4/2024).

Namun demikian, proses memanaskan mesin truk yang terlalu lama dianggap juga tidak terlalu  bagus. Sebab kondisi ketika terlalu panas bisa membuat komponen mesin mengunci. 

"Yang benar begitu, panaskan dulu minimal 65 derajat celsius dan sebaiknya 80 derajat celsius, tapi kalau diam jarang tercapai hingga 80°C temperaturnya," kata Edy.

Baca juga: Selain EV, Chery Bakal Produksi Hybrid dan PHEV di Indonesia

Tidak hanya truk, proses memanaskan mesin juga dilakukan oleh jenis kendaraan niaga lainnya yakni bus. Hal ini dilakukan agar performa mesin tetap bisa berjalan optimal dengan termperatur mesin yang tepat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau