Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Minta Indonesia Percepat Program EV

Kompas.com - 26/04/2024, 18:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan pentingnya Tanah Air untuk ikut dalam menggagas program kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebagaimana dilakukan beberapa negara lainnya saat ini.

Dijelaskan Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho, hal terkait memungkinkan Indonesia melakukan diversifikasi sumber energi.

Mobil listrik dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan kemandirian energi Indonesia, serta mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga dan pasokan minyak dunia,” jelasnya dikutip Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Chery Pastikan Jaecoo Dijual di Indonesia, Bawa EV dan PHEV

Ilustrasi mobil listrik BAIC Arcfox aTDok. BAIC Ilustrasi mobil listrik BAIC Arcfox aT

Lebih jauh, ia mengatakan program mobil listrik juga dapat mendorong inovasi dalam industri otomotif dan industri terkait, seperti industri baterai.

Penggunaan mobil listrik diyakini memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional. Sehingga bisa membantu mengurangi biaya transportasi jangka panjang bagi individu dan bisnis.

Namun, dikatakan Peneliti Senior Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan (PR EIJP) BRIN Erman Aminullah, tidak sedikit tantangan dalam program ini.

Di antaranya, layanan distributor yang disediakan oleh produsen EV, termasuk baterai garansi dan layanan perawatan rutin di bengkel resmi.

“Hal itu kalau kendaraan konvensional layanan sudah ada di mana-mana, sedangkan untuk kendaraan listrik masih terbatas, begitu juga penyediaan pengisi daya elektrik masih sangat terbatas,” paparnya.

Baca juga: Tips Pemula Main Diecast, Jangan Latah Ikut Orang Lain

Ilustrasi kendaraan listrikSHUTTERSTOCK/JEERASAK BANDITRAM Ilustrasi kendaraan listrik

Erman menjelaskan, pengembangan teknologi itu sendiri tergantung dari pasar, seperti faktor konsumen, charger (untuk penyimpanan daya), juga penghematan biaya (mana yang lebih baik, apakah mobil konvensional atau listrik). Jadi, menurutnya, banyak hal yang mempengaruhi teknologi.

Maka ia berpendapat, agresivitas distributor mempunyai peran penting dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik oleh publik. Di mana respon konsumen terhadap insentif pemerintah masih rendah.

Meskipun, kemudahan melalui pemberian pajak penjualan dan diskon pajak tahunan, kendaraan listrik masih tetap ada dianggap oleh masyarakat mempunyai harga jual yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com