JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini video viral seorang sopir travel Bukittinggi - Dumai marah-marah kepada pengirim paket di mobil yang dia bawa. Sebab rupanya paket tersebut berisi seekor ular piton besar yang masih hidup.
Postingannya pertama kali dibagikan di Facebook, dan kemudian viral di berbagai platrom lain seperti X (twitter) dan juga Instagram yaitu Romansa Sopir Truck. Sopir tersebut kesal karena sang pengirim tidak mengemas paketnya dengan aman.
Baca juga: Aismoli Optimistis Penjualan Motor Listrik Subsidi Capai Target
Menyikapi kejadian tersebut, instruktur berkendara dari Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, wajar kalau sang sopir travel marah karena dia tidak tahu paket apa yang dibawanya.
View this post on Instagram
Dari kejadian tersebut juga terlihat bahwa sang pengirim tidak melakukan pengiriman paket dan kandang yang memadai sampai ular tersebut keluar.
Sony mengatakan, travel merupakan alat transportasi manusia bukan barang atau hewan. Berbeda dengan jasa paket logistik yang memang kerap menangani paket termasuk pengiriman hewan hidup.
Sony mengatakan, kalau dilihat dari sisi keselamatan berkendara maka dalam kondisi terdesak, sopir atau penumpang di dalam mobil boleh membunuh hewan tersebut.
Baca juga: Begini Kata Bengkel Panggilan 24 Jam Semarang yang Disebut Mainkan Harga
Apalagi menurut sopir tersebut, ular piton itu melilit dan nyaris melukai salah satu penumpang travel.
"Pada kondisi tersebut, sebagai sopir harus bagaimana? Menepi dan pawang tersebut yang harus melakukan penetralisirnya. Kalau pawang tersebut tidak ada, dari pada nyawa penumpang yang hilang lebih baik binatang tersebut yang dibunuh," katanya kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Belajar dari Kasus Travel yang Bawa Paket Berisi Ular Piton
Meski demikian, Sony juga mengkritisi pihak travel yang lalai dalam memeriksa atau mengecek isi paket tersebut. Menurut Sony pihak travel meski lebih ketat dalam menerima paket yang kurang jelas.
"Bukan mempersulit tapi ada aturan keamanan yang harus dilaksanakan oleh kru dari travel tersebut," ujarnya.
"Yang namanya travel kan jarak jauh bahkan antar provinsi. Hal-hal buruk selama perjalanan yang bisa mengganggu, menghambat atau membahayakan harus dipikirkan matang-matang untuk diamankan," ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.