Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Hybrid di Bawah Rp 300 Juta Paling Pas di Indonesia

Kompas.com - 18/02/2024, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini, perkembangan kendaraan listrik di pasar Indonesia mulai tampak agresif. Berbagai merek dan produk ramah lingkungan ramai disuguhkan ke masyarakat guna mempercepat proses peralihan.

Sebut saja Hyundai, Wuling, Morris Garage (MG), DFSK, sampai BYD, yang dalam dua tahun belakangan terus meningkatkan upaya supaya dapat memberikan produk kendaraan elektrifikasi terbaiknya berupa teknologi, battery electric vehicle (BEV).

Meski begitu, Suzuki selaku salah satu perusahaan otomotif raksasa dalam negeri yang juga kerap terdepan pada aspek teknologi, masih cenderung berjalan santai menuju ke sana.

Baca juga: Suzuki Luncurkan All New Ertiga Hybrid Cruise, Harga mulai Rp 288 Juta

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan varian baru dari Ertiga, yaitu All New Ertiga Hybrid Cruise di pameran IIMS 2024 (17/2/2024)KOMPAS.com/ DIO DANANJAYA PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan varian baru dari Ertiga, yaitu All New Ertiga Hybrid Cruise di pameran IIMS 2024 (17/2/2024)

Dijelaskan Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Shodiq Wicaksono, hal tersebut tidak lepas dari strategi perusahaan.

Sebab menurutnya, untuk menuju transportasi yang ramah lingkungan membutuhkan transisi yaitu, melalui teknologi hibrida (hybrid electric vehicle/HEV).

"Setiap perusahaan masing-masing memiliki gacoannya (keunggulan) tersendiri. Tetapi buat Suzuki, pada pangsa pasar yang kami sasar ya, harga Rp 300 juta ke bawah masih paling pas hybrid," katanya ketika ditemui di IIMS 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (17/2/2024).

"Bukan berarti kita anti-BEV, semuanya pasti ada segmennya. Namun pada harga tertentu, HEV itu jadi pintu masuk menuju elektrifikasi," ucap Shodiq.

Baca juga: Melihat Deretan Motor Baru di IIMS 2024

Pabrik Suzuki IndonesiaSuzuki Indonesia Pabrik Suzuki Indonesia

Pernyataan tersebut diperkuat dengan karakteristik pengguna mobil di Indonesia, terkhusus pada kelas menengah ke bawah, yang rata-rata pemakaian hariannya tidak menentu dengan jarak tempuh relatif jauh.

Sementara pada BEV, jarak tempuh pada kendaraan memiliki limitasi sebelum pada akhirnya harus diisi daya dengan cara ngecas.

Selain itu, penggunaan HEV tak butuh penyesuaian penggunaan yang sangat dalam alias hampir serupa dengan memakai mobil berbahan bakar minyak.

"Jadi kami pikir, hybrid merupakan pintu masuknya. Kalau sudah kenal HEV, teknologinya seperti apa, nanti dengan sendirinya berpindah ke BEV," ucap Shodiq.

Baca juga: Baterai Mitsubishi L100 EV Bisa Ditukar Bila Bermasalah

Suzuki XL7 Hybrid tipe Alphakom Suzuki XL7 Hybrid tipe Alpha

Adapun pada sisi manufaktur, ia mengatakan peralihan lini produksi ke kendaraan listrik bukan jadi masalah. Meskipun memang diakui perlu investasi tambahan yang cukup besar.

"Karena tentunya ada beberapa bagian yang harus dimodifikasi sebab pemasangan mesin dengan baterai itu berbeda, platformnya beda. Tapi saya rasa tidak masalah asalkan diberikan waktu," kata dia.

"Balik lagi, masing-masing perusahaan punya starateginya sendiri, ya. Ada juga perusahaan yang sejak awal bergerak langsung ke BEV, buat mereka kuatnya di situ, ya silahkan saja. Tak masalah," tutup Shodiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau