JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di kantor-kantor PLN jadi salah satu kendala yang cukup dikeluhkan pengguna motor listrik.
Pasalnya, jumlah unit SPKLU tersebut dirasa tidak berimbang dan kurang mampu memfasilitasi pemilik motor listrik. Akibatnya, proses pengisian daya harus dilakukan secara bergiliran dan sangat memakan waktu.
Kondisi semacam ini khususnya terasa di jam-jam ramai, contohnya seperti saat acara sunmori komunitas motor listrik yang bermula di kantor PLN Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2024).
Berdasarkan pantauan redaksi, hanya tersedia empat unit SPKLU saja di kantor PLN ini, namun cuma tiga unit yang bisa digunakan dan mendukung kompabilitas AC.
Baca juga: Modifikasi Audio Mobil Sistem Three Way, Mulai Tren di 2024
Minimnya unit SPKLU sontak dikeluhkan oleh sebagian besar anggota komunitas, yang jumlahnya lebih dari 300 orang. Akhirnya, beberapa anggota terpaksa mengantri dan mengecas motor listrik secara bergiliran.
Jansen, pegawai swasta asal Jakarta Selatan mengaku cukup kecewa dengan pelayanan SPKLU di kantor PLN. Situasi antri yang terlalu lama dirasa cukup merepotkan.
“Jadinya semrawut, harus repot-repot dulu cuma buat cas. Padahal seharusnya kan proses ini mudah, karena kan kita di kantornya PLN,” ucap pengguna Yadea T9 itu.
Keluhan senada juga disampaikan oleh Anton, pekerja swasta asal Ciputat dengan motir Gesits Raya. Menurutnya, PLN seolah belum terlalu berkomitmen untuk melayani pengguna motor listrik.
Baca juga: Daftar Motor Listrik Bekas per Januari 2024, Harga mulai Rp 4 Jutaan
“Baru pertama ini saya ngecas di kantor PLN, kirain bakal lebih nyaman ya. Tapi repot, lebih repot dibandingkan ngecas di rumah,” keluhnya.
Muhammad Dipokartono alias Divo Gimbal, Ketua Komunitas Elektrik Rakyat Indonesia (ERI), berharap pihak PLN bisa memahami kendala-kendala semacam ini, dan memberikan respon berupa peningkatan layanan.
“Pengguna motor listrik kan semakin bertambah, populasinya juga semakin banyak. Kalau tidak seimbang antara populasi dengan layanan semacam ini, bisa-bisa tren motor listrik di Indonesia mati,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.