Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitur Keselamatan Mobil Ada Batasnya

Kompas.com - 02/12/2023, 13:02 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Fitur keselamatan pada mobil sejatinya hanya sebagai antisipasi bila terjadi kecelakaan. Meski tidak dapat memberikan keselamatan 100 persen, fitur-fitur tersebut setidaknya dapat meminimalisasi risiko cedera.

Maka dari itu, pengemudi tetap wajib berhati-hati dalam mengendalikan mobil. Terlebih lagi kini sudah memasuki musim hujan, kondisi jalan relatif lebih licin daripada biasanya.

Sebagai gambaran, berikut ini proses kerja beberapa fitur keselamatan seperti airbags, anti-lock brake system (ABS) dan vehicle dynamic control (VDC) saat terjadi kecelakaan di jalan.

Baca juga: Pria Ini Kecelakaan Fatal di Jalan Tol, Selamat karena Airbag padahal Mobil Ringsek

Mitsubishi Xpander Cross dibekali fitur AYC, yakni keamanan berkelanjutan yang ada pada mobil kelas atas Mitsubishi. Fitur ini melengkapi sistem rem anti-lock braking system (ABS) dan traction control (TC) atau active stability and traction control (ASC). KOMPAS.com/Sendy Mitsubishi Xpander Cross dibekali fitur AYC, yakni keamanan berkelanjutan yang ada pada mobil kelas atas Mitsubishi. Fitur ini melengkapi sistem rem anti-lock braking system (ABS) dan traction control (TC) atau active stability and traction control (ASC).

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan untuk mengetahui sejauh apa perlindungan fitur keselamatan pada suatu mobil bisa melihat hasil tes uji tabrak di pabrikan.

“Biasanya sebelum mobil diproduksi masal, akan dilakukan serangkaian uji tabrak guna mengukur seberapa aman mobil tersebut dengan berbagai fitur keselamatan yang ada,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan salah satu metode uji tabrak ini ada yang menggunakan boneka, lalu mobil dibenturkan atau dibuat tabrakan dari berbagai sisi dengan kecepatan tertentu.

Baca juga: Mengenal Masalah ECU Airbag yang Melanda Toyota dan Daihatsu

Airbag bekerja menggunakan inflator kimia dengan amonium nitrat sebagai pemicunya. Gas yang mudah dan sangat cepat menguap ini akan mengembang ketika menghasilkan panas akibat dipicu inflator. Foto: Peugeot Airbag bekerja menggunakan inflator kimia dengan amonium nitrat sebagai pemicunya. Gas yang mudah dan sangat cepat menguap ini akan mengembang ketika menghasilkan panas akibat dipicu inflator.

“Jika diamati, ketika mobil mengalami tabrakan segala kemungkinan bisa terjadi, bahkan sistem keselamatan yang sudah ada pun bisa luput, pengendara tetap berpeluang mengalami cedera,” ucap Ibrohim.

Seperti airbags, menurut Ibrohim juga hanya melindungi sebagian sudut saja, sementara arah benturan dari tabrakan mobil bisa dari berbagai arah.

“Sehingga meski mobil memiliki airbags, tidak menjamin secara mutlak bisa memberikan keselamatan yang sempurna, terlebih lagi airbags ini hanya bisa sekali aktif saja,” ucap Ibrohim.

Baca juga: Apakah Airbag Punya Masa Kedaluarsa?

Tombol untuk menonaktifkan fitur auto start stop, parking sensor, traction control, dan elevasi lampu utamaKOMPAS.com/Adityo Wisnu Tombol untuk menonaktifkan fitur auto start stop, parking sensor, traction control, dan elevasi lampu utama

Jika terjadi kecelakaan beruntun, benturan yang pertama lah yang akan dilindungi oleh airbags pada sudut yang ditentukan, selebihnya tidak ada sistem keselamatan lagi.

Begitu juga ABS dan VDC yang merupakan fitur peningkat akurasi manuver suatu mobil, secara teori memang pabrikan mengharapkan fitur tersebut bisa bekerja sesuai rencana, tapi menurut Ibrohim fakta di lapangan bisa berbeda.

“Sebagai contoh ketika mobil mengalami aquaplaning atau mobil melaju di atas es, fitur ABS dan VDC tidak akan mampu menangani, pada suatu titik roda akan tetap mengunci, selip tidak bisa terhindar, ” ucap Ibrohim.

Baca juga: Kenapa Airbag Bisa Gagal Mengembang Saat Kecelakaan?

Honda WR-V RS coba fitur VSCKompas.com/Fathan Honda WR-V RS coba fitur VSC

 

Hal itu bisa terjadi lantaran kondisi jalan sangat licin atau laju mobil terlalu kencang memang bisa membuat roda kehilangan traksi meski pengereman dikendalikan sangat baik oleh sistem. Peristiwa tersebut membuat roda mobil seperti melayang menurut Ibrohim.

Maka dari itu, dalam berkendara sikap waspada dan berhati-hati selalu diperlukan meski mobil sudah dibekali fitur modern. Jangan sampai rasa percaya berlebih justru mendatangkan celaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau