Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Berkendara di Musim Hujan Wajib Turunkan Kecepatan

Kompas.com - 01/12/2023, 16:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Musim hujan tentu membuat permukaan jalan cenderung basah bahkan sebagian tergenang air. Kondisi ini membuat kemampuan rem menurun dalam menghambat laju kendaraan.

Maka dari itu, setiap pengendara perlu mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi saat memacu mobilnya dengan kondisi jalan basah.

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan pengemudi perlu menyesuaikan diri dalam mengendarai mobil saat kondisi jalan basah.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Wajib Waspada Bahaya Laten Ini Saat Berkendara

Kondisi jalan basah setelah hujan derasKompas.com/Daafa Alhaqqy Kondisi jalan basah setelah hujan deras

“Pada mobil modern terdapat beberapa fitur keselamatan yang dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan dengan kondisi jalan basah atau licin, yakni ada anti-lock brake system (ABS), traction control system (TCS) dan vehicle dynamic control (VDC),” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (30/11/2023).

Dengan adanya fitur-fitur modern tersebut artinya ada risiko saat berkendara pada kondisi jalan yang licin seperti saat musim hujan. Itu sebabnya menurut Hardi pengemudi perlu lebih berhati-hati.

Hardi menjelaskan tujuan disematkannya ABS salah satunya untuk mencegah terjadinya penguncian roda karena tapak ban kehilangan traksi, bisa disebabkan jalan licin atau laju kendaraan yang tinggi.

Baca juga: Kendaraan Terlibat Kecelakaan Karambol, Penting Jaga Jarak Aman Saat Berkendara

Genangan banjir rob di Jalan Kaligawe, Kecamatan Genuk Semarang arah Kabupaten Demak, Jawa Tengah mulai berkurang.KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Genangan banjir rob di Jalan Kaligawe, Kecamatan Genuk Semarang arah Kabupaten Demak, Jawa Tengah mulai berkurang.

“Bila sampai roda mengunci, maka yang terjadi justru kemampuan rem dalam menghambat laju mobil menurun, roda memang berhenti berputar tapi kendaraan akan terus maju sehingga ada risiko terjadi kecelakaan,” ucap Hardi.

Sedangkan TCS dan VDC merupakan fitur untuk menjaga traksi saat mobil dipacu, sehingga kendalinya tetap akurat sesuai keinginan pengemudi saat bermanuver.

“Misal saat mobil melaju kencang di tikungan, ada potensi terjadi hilang traksi di beberapa roda, akibatnya mobil bisa terpelanting dampak adanya gaya buang atau sentrifugal, mobil yang ada VDC-nya akan lebih aman,” ucap Hardi.

Baca juga: Ingat, Jangan Menyalakan Lampu Hazard Saat Hujan

Mitsubishi Xpander Cross dibekali fitur AYC, yakni keamanan berkelanjutan yang ada pada mobil kelas atas Mitsubishi. Fitur ini melengkapi sistem rem anti-lock braking system (ABS) dan traction control (TC) atau active stability and traction control (ASC). KOMPAS.com/Sendy Mitsubishi Xpander Cross dibekali fitur AYC, yakni keamanan berkelanjutan yang ada pada mobil kelas atas Mitsubishi. Fitur ini melengkapi sistem rem anti-lock braking system (ABS) dan traction control (TC) atau active stability and traction control (ASC).

Hardi mengatakan saat VDC aktif maka putaran mesin bisa saja dikurangi secara otomatis oleh sistem, kemudian beberapa roda akan direm secara otomatis demi menjaga kestabilan laju kendaraan.

“Mau tidak mau baik mobil sudah ada fitur VDC atau yang belum wajib berhati-hati dengan menurunkan kecepatan saat berkendara di jalan yang licin,” ucap Hardi.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, kemampuan teknis dan penguasaan kendaraan dari pengemudi akan menurun akibat kondisi jalanan berubah karena genangan air dimana-mana.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Pengendara Motor Jangan Berteduh Sembarangan

Mobil BMW yang tergelincir karena jalan licin di Jalan Tol Serpong?Balaraja, pada (29/3/2023). Foto: Tangkapan layar Mobil BMW yang tergelincir karena jalan licin di Jalan Tol Serpong?Balaraja, pada (29/3/2023).

"Kecepatan dan jarak aman berkendara itu yang terpenting. Mobil tidak mungkin bisa berhenti mendadak saat di rem. Kan jalanan licin rem berkurang juga kemampuannya," kata Jusri.

Selain risiko tergelincir, jarak aman berkendara wajib diperhatikan untuk menghindari risiko dari kendaraan-kendaraan lainnya. Akibat, jarak pandang yang terbatas menyebabkan manuver saat berpindah jalur tidak terlihat.

Pengereman juga berkurang, sehingga Jusri menyarankan, agar mengurangi kecepatan dan menjaga jarak antar kendaraan, jangan terlalu dekat.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Jangan Abaikan Kondisi Karet Wiper

"Biasakan jaga jarak, baik di tol maupun jalan dalam kota sama. Rumus perhitungan minimal 3 detik yang paling aman. Kecepatan wajar, dibawah 60 kilometer per jam pengendalian masih mudah," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau