JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan ban mobil selalu menyarankan pada pemilik untuk memerhatikan kondisi tekanan udara. Jangan sampai tekanan udara kelebihan atau kekurangan.
Fenomena yang sering terjadi ialah ban kurang tekanan angin sehingga mobil berjalan dalam kondisi setengah kempis. Kondisi tersebut menyebabkan permukaan ban cepat aus karena ban terlalu menempel aspal.
Baca juga: Ritual Sopir Truk Jarak Jauh, Kursi Samping Tidak Boleh Kosong
Billy Cahyadi, Manager Produk dan Pelatihan PT Hankook Tire Sales Indonesia mengatakan, sering memakai ban kurang tekanan seperti itu juga membuat permukaan dinding ban benjol atau tidak rata.
"Sering kan ban benjol di samping," kata Billy kepada Kompas.com, belum lama ini.
Billy mengatakan, ban benjol bisanya terjadi karena ban kurang udara kemudian menghantam mebeda keras semial lubang pada jalan atau trotoar.
"Misalkan posisi lagi kurang angin kemudian melindas lubang atau benda keras, itu akan terjadi defleksi, dan ketika dia defleksi pelek akan memotong dinding ban," kata Billy.
Baca juga: Hyundai Serahkan 148 Unit Mobil buat FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023
"Ban itu kan ada benangnya, yang putus itu ialah benangnya sehingga ketika diisi angin (udara) tidak tertahan lagi jadilah gembung itu," kata Billy.
Tiap produsen mobil biasanya sudah mencantumkan tekanan udara ban yang sesuai. Tekanan ban depan dan belakangnya biasanya berbeda sebab ban belakang diasumsikan bakal menerima beban lebih berat.
Billy mengatakan, selain tekanan udara ban pemilik mobil juga sebaiknya memerhatikan indeks beban ban, karena ban memiliki bobot maksimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.