Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Karakter Oli Mesin Diesel dan Bensin

Kompas.com - 18/10/2023, 10:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Dapur pacu pada kendaraan membutuhkan cairan pelumas berupa oli. Sementara itu, mesin yang digunakan pada mobil juga beragam ada yang berbahan bakar gas, bensin, diesel dan listrik.

Bicara mesin bakar, umumnya kendaraan di Indonesia menggunakan mesin diesel dan bensin. Ternyata, keduanya membutuhkan pelumas khusus. Sehingga tidak sembarang oli boleh digunakan.

Mesin diesel membutuhkan oli khusus untuk diesel dan bensin juga membutuhkan oli khusus untuk mesin bensin. Penggunaanya tidak boleh ditukar-tukar karena akan membuat pelumasan menjadi tidak optimal.

Baca juga: BBM Kualitas Rendah Bikin Oli Mesin Cepat Kotor

Oli mesin Pertamina FastronPERTAMINA Oli mesin Pertamina Fastron

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan konsumen jangan sampai tertukar dalam menggunakan oli untuk mobilnya karena keduanya berbeda karakter.

“Dari segi viskositas atau kekentalannya, oli untuk mesin bensin saat ini di SAE 0w-20, 5W-30, 10W-30, 10W-40. Sedangkan oli mesin diesel di SAE 15W-40, 10W-40, umumnya lebih kental,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Selasa (17/10/2023).

Brahma mengatakan kekentalan oli ini memang didesain sesuai dengan peruntukannya. Setiap mesin mobil memiliki batas kekentalan oli tersendiri dari rentang paling encer sampai yang paling kental.

Baca juga: Ketahui Tanda dan Penyebab Oli Mesin Mobil Bocor

Daihatsu Genuine Oil SAE 10W-40 SN, oli mesin yang dirancang khusus buat mesin EJ-DE/VE, K3-DE/VE, 3SZ-DE/VE. 
Bisa dibilang pelumas ini masih disediakan buat mobil-mobil Daihatsu keluaran lama, yang dihargai Rp 100.000 per liter, atau Rp 340.000 per 3,5 liter.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Daihatsu Genuine Oil SAE 10W-40 SN, oli mesin yang dirancang khusus buat mesin EJ-DE/VE, K3-DE/VE, 3SZ-DE/VE. Bisa dibilang pelumas ini masih disediakan buat mobil-mobil Daihatsu keluaran lama, yang dihargai Rp 100.000 per liter, atau Rp 340.000 per 3,5 liter.

Sehingga, konsumen bisa memilih untuk menggunakan oli yang mana asalkan masih bisa ditoleransi. Selain kekentalan, perlu diperhatikan juga kualitasnya.

“Kedua ada yang namanya standar performa atau API Service, untuk oli mesin bensin API Service-nya memiliki kode diawali huruf S pada kemasan, misal SM, SN, SP dan seterusnya, sedangkan untuk diesel diawali huruf C misal CH4, CI4, CJ4, CK4,” ucap Brahma.

Menurut Brahma dampak bila suatu mobil menggunakan oli mesin tidak sesuai pelumasan menjadi tidak optimal dan risikonya bisa sampai pada kerusakan komponen mesin.

Baca juga: Benarkah Setiap Tune Up Wajib Ganti Oli Mesin?

Logo API Service hanya disematkan pada oli mesin yang sudah lolos uji laboratorium dari pihak API.Tangkapan Layar Logo API Service hanya disematkan pada oli mesin yang sudah lolos uji laboratorium dari pihak API.

Namun, Brahma mengatakan ada beberapa varian oli yang bisa digunakan baik di mesin bensin maupun diesel. Ciri-ciri oli tersebut ada pada ada pada standar performanya, atau API Service-nya.

“Misal Fastron Gold memiliki API Service SN/CF, artinya oli jenis ini bisa dipakai untuk mesin bensin dan bisa juga untuk diesel, formulanya memang didesain demikian oleh produsen,” ucap Brahma.

Sehingga, saat memilih oli mesin untuk mobil konsumen perlu memastikan apakah oli tersebut cocok untuk mobil yang dimiliki, khususnya perlu memperhatikan peruntukannya apakah bisa digunakan pada mesin diesel, bensin atau keduanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau