Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan Truk Tabrak 7 Pengendara Motor yang Lawan Arah

Kompas.com - 23/08/2023, 07:31 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melawan arah sudah menjadi budaya pengguna jalan di Indonesia demi. Pengguna kendaraan kerap menganggap enteng dampak yang terjadi akibat perilaku menyimpang tersebut, padahal potensi terjadinya kecelakaan sangat tinggi.

Seperti peristiwa yang belum lama terjadi di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2023). Sopir truk mengaku tidak tahu bila ada pengendara di sebelah kiri yang melawan arah karena saat itu sedang memperhatikan kendaraan lain di sisi kanan.

Baca juga: Budaya Motor Lawan Arah, Harus Ada Kesadaran Diri Sendiri

Penampakan truk pengangkut hebel yang mengalami tabrakan dengan sejumlah pemotor di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2023). Istimewa Penampakan truk pengangkut hebel yang mengalami tabrakan dengan sejumlah pemotor di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2023).

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando, mengatakan, terkait masalah kronologinya sejauh ini, yang melanggar ataupun diduga yang menyebabkan kecelakaan adalah kendaraan roda dua yang melawan arus.

"Apakah ada dugaan kesengajaan atau tidak dari pengendara mobil, itu masih kami dalami. Sejauh ini, yang diduga sebagai penyebab kecelakaan adalah kendaraan melawan arus," ujar Bayu dikutip dari Kompas.com, (23/8/2023)

Bayu mengatakan mulanya sopir truk sedang melihat mobil di sampingnya menyalip kencang, perhatian sopir truk sempat ke mobil itu. Tiba-tiba di saat yang bersamaan, ada motor dari arah berlawanan dan terjadilah kecelakaan.

Baca juga: Polisi: Tujuh Motor Tertabrak Truk di Lenteng Agung karena Lawan Arah

Kecelakaan di Lenteng Agung, beberapa pemotor lawan arah dan tertabrak trukDok. Polres Metro Jakarta Selatan Kecelakaan di Lenteng Agung, beberapa pemotor lawan arah dan tertabrak truk

Jeda waktu terjadinya kecelakaan memang sangat singkat, ini menandakan bahwa diperlukan kesesuaian dalam berlalu lintas agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dikurangi atau sebisa mungkin menghindari konflik.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sonny Susmana mengatakan, ketika berada di jalan raya pengemudi harus berpikir panjang dalam bersikap dan mengambil keputusan yang matang.

Menurut Sony, jalan raya merupakan tempat umum yang digunakan secara bersama dan harus mengutamakan keamanan.

Baca juga: Kecelakaan Truk Tabrak Motor yang Lawan Arah di Lenteng Agung, Siapa yang Salah?

“Ketika berkendara, pengemudi harus mengesampingkan ego pribadi demi keselamatan orang lain. Dengan alasan apapun, pengemudi yang melakukan metode ini sudah masuk dalam kategori bahaya, yang berpotensi menimbulkan kecelakaan pihak lain,” ucap Sony, kepada Kompas.com belum lama ini.

Sony melanjutkan, ketika di depan ada mobil yang berhenti atau macet, pengemudi harus berpikir positif kemungkinan besar ada suatu hambatan, jadi lihat dulu kondisinya.

“Jangan sampai mengabaikan faktor keselamatan, dengan pertimbangan ingin cepat atau cari yang lancar,” ucap Sony.

Sony menambahkan, segala sesuatu yang dipaksakan dan tidak dipikirkan secara matang, potensi kecelakaannya tinggi. Selain itu, mobil tersebut juga sudah melanggar aturan lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau