JAKARTA, KOMPAS.com - Saat berkendara di medan berbukit seperti di wilayah Gotekan, Cangar-Pacet, Mojokerto, harus ekstra hati-hati. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu soal cara berkendara serta kinerja rem.
Jangan sampai terjadi insiden seperti dalam video yang diunggah oleh Instagram @infocegatansukoharjo, Senin (3/6/2023).
Dalam rekaman itu terlihat motor skutik yang dikendarai oleh pengendara motor yang berboncengan tidak dapat memperlambat lajunya karena indikasi rem tidak berfungsi.
Pengendara motor tersebut kemudian menabrak mobil yang hendak berjalan dari arah berlawan, hingga membuat dirinya terpental ke aspal.
Baca juga: Adu Desain Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, Mana yang Lebih Ganteng?
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani menjelaskan, rem blong pada sepeda motor adalah momok menakutkan bagi pengendara. Sebelum jalan, pengemudi wajib memeriksa kondisi motornya dengan seksama.
“Sebaiknya sebelum mulai berkendara haruslah membiasakan diri untuk selalu mengecek sepeda motor, di antaranya yaitu rem depan dan belakang, agar kendaraan yang kita gunakan menjadi lebih aman saat di kendarai,” ujar Agus.
Meski begitu, jika pengendara motor matik tiba-tiba mengalami rem blong, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperkecil risiko.
View this post on Instagram
“Pertama jangan panik, jika pengemudi panik maka kita tidak akan bisa berpikir secara baik dan keputusan yang diambil justru bisa membahayakan diri kita sendiri,” kata Agus.
Selanjutnya, tutup gas dan segera cari jalan menanjak. Hal ini dilakukan agar sepeda motor dapat melaju lebih pelan hingga berhenti dengan sendirinya.
“Jika situasi tidak terkendali, maka usahakan untuk membunyikan klakson dan hindari tabrakan. Namun jika harus terpaksa menabrak, carilah tempat yang tidak terlalu membahayakan seperti di rumput atau pasir,” ucap Agus.
Sementara itu, pemilik bengkel spesialis matik Naranata Motor Joko Purnomo menambahkan, tidak berfungsinya sistem pengereman pada skutik disebabkan adanya pemuaian pada seal kaliper cakram.
Kondisi tersebut membuat piston pada rem tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya saat menekan cakram atau macet.
“Rem kalau dipaksa terus bekerja akan menjadi panas, jika sudah panas seal di kaliper akan memuai sehingga membuat piston di kaliper menjadi macet,” kata Joko.
Selain itu, Joko melanjutkan, terlalu sering menggunakan rem membuat piringan cakram menjadi panas sehingga permukaannya menjadi lebih licin.
“Kondisi ini membuat kampas rem tidak bisa mencengkeram dengan sempurna dan membuat rem menjadi blong,” ucapnya.
Baca juga: Eneos NXP Ramaikan Ajang Jakarta Fair Kemayoran 2023
Sedangkan rem belakang yang sering digunakan juga bisa membuat tingkat kepakeman menjadi berkurang.
Maka dari itu, sebagai langkah antisipasinya, Joko menyarankan agar menggunakan rem secara bergantian, sehingga ada jeda untuk mendinginkan rem dan tidak terus-terusan menggunakan rem saat melaju di turunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.