JAKARTA, KOMPAS.com - Menggantung helm di spion sepeda motor merupakan satu kebiasaan pengendara yang sangat sering dijumpai. Padahal sikap ini kurang dianjurkan karena beberapa sebab, mulai bisa menyebabkan kerusakan, hingga memicu risiko keselamatan.
Memang menggantung helm di spion terlihat praktis. Seusai berkendara cukup cantolkan saja helm tanpa perlu repot menenteng, lantas di mana letak bahayanya?
Anto Hananto, Kepala Teknisi AHASS 88 menjelaskan, spion yang sering digantungi helm bisa longgar dan kendor. Akibatnya, engsel jadi lemah dan tidak kaku.
“Helm kan bobotnya lumayan, kalau terus menerus dicantolkan di spion, bisa-bisa engselnya kendor. Mungkin sekali - dua kali tidak apa-apa, tapi kalau terlalu sering, engsel pasti mentok dan spion tidak bisa dikencangkan lagi,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Yamaha Fazzio dan Vario 160 Sudah Ada Bekasnya, Harga Beda Tipis
Beberapa motor lansiran terbaru juga sudah memiliki spion yang dibekali lampu sein. Jika sering digantungi helm, ada potensi kerusakan kabel yang bisa terjadi.
Dia menambahkan, spion motor seharusnya diatur dengan posisi yang sesuai dengan postur dan sudut pandang pegendara, kemudian dikencangkan supaya tidak kendor.
Hal itu juga menjadi kendala kedua dari menggantung helm di spion motor, karena bisa membuat spion menunduk tiba-tiba saat sedang berkendara.
“Saat mau belok kanan atau kiri, kadang-kadang posisi spion sudah menunduk karena engsel kendor. Ini kan berbahaya, apalagi saat harus melakukan manuver cepat. Kalau bagian belakang tidak terlihat di spion, bisa-bisa kecelakaan,” ucap Anto.
Anto mengimbau pengendara untuk menggantung helm di cantolan bagian samping motor. Hal ini jauh lebih aman dan pastinya, tidak akan merusak spion.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.