JAKARTA, KOMPAS.com - Peta digital atau GPS diandalkan pemudik untuk mencari rute alternatif tercepat menuju tempat tujuan. Apalagi, tengah berada di daerah yang belum pernah dilalui.
Namun, titik lokasi yang ditunjukkan pada peta bisa saja tidak akurat dan akhirnya menyesatkan pengemudi.
Maka dari itu, pemudik yang tidak tau jalan mesti bertanya warga sekitar agar tidak disesatkan GPS. Bukan sekali dua kali, kejadian mobil masuk ke hutan lantaran tersesat navigasi sudah sering terdengar.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu (JDDC) mengatakan, jika rute yang dilalui terlihat janggal dan tidak meyakinkan sebaiknya berhenti. GPS di wilayah tertentu yang tidak ada sinyal memang sering kehilangan sistem navigasi dengan sendirinya.
"Di ikuti terus akhirnya tersesat dan tidak tau harus kemana. Kadang ketemu gang buntu atau jalan yang sempit, mau putar balik harus mundur sampai jalan besar. Saat seperti itu, pilihannya satu, gunakan penduduk setempat, untuk membantu Anda kembali ke jalur yang benar," ucap Jusri kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Pemudik Jangan Bawa Barang Berlebih di Atap Mobil
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, informasi dari siapa pun yang ditemui saat tersesat, kemungkinan hasilnya akurat daripada mencari rute baru melalui peta navigasi.
"Kebiasaan itu enggak ada di kota, tapi di desa sudah biasa dan warga itu sebagian suka menolong. Jadi, tidak perlu malu-malu. Daripada muter mencari jalur utama yang melenceng di map, malah memalukan sendiri. Paling benar, turun dari mobil dan gunakan etika yang baik ketika bertanya jalan," sebut Sony.
Bila memang tersesat dan jalan yang dilalui tidak memungkinkan untuk dilewati, sebaiknya jangan memaksa. Ada risiko besar tersesat di hutan, persawahan, bahkan jurang. Selain itu, jika kondisi jalan itu sempit, akan sulit untuk putar balik dan bisa membuat bodi mobil tergores.
Sebagai antisipasi, Jusri dan Sony menyarankan, pemudik sebaiknya memperbarui data terakhir di sistem navigasi. Setidaknya, ada dua atau tiga peta digital yang aktif dalam waktu bersamaan selama perjalanan.
Baca juga: Trik Mengemudi yang Benar Agar Penumpang Nyaman Saat di Perjalanan Mudik
"Update data, kalau pakai peta digital satu saja, tidak mungkin akurat. Sinkronisasi bersamaan di beberapa GPS akan memudahkan pengemudi dan penumpang melihat kondisi jalan, dan arus lalu lintas, yang benar-benar valid," kata Jusri dan Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.