JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) bakal memangkas waktu tunggu atau inden Ioniq 5 dengan meningkatkan pasokan mobil listrik tersebut hingga 1.000 unit per bulan.
Woojune Cha, President Director PT HMID mengatakan, peningkatan pasokan Ioniq 5 dilakukan tak hanya agar konsumen bisa mendapat unit dalam waktu lebih singkat, tapi juga bagian dari komitmen mendukung kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak yang sudah diberikan.
"Ioniq 5 terus jadi model kendaraan Hyundai yang mendapat animo tinggi dari konsumen. Maka dari itu, untuk menjawab permintaan pasar dengan lebih baik, HMID akan menyuplai lebih banyak unit yang telah menjadi salah satu kendaraan listrik paling populer di Indonesia saat ini," kata Cha dalam keterangan resminya, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Jajal Tol Cisumdawu Ruas Cimalaka-Dawuan yang Beroperasi Fungsional
Meski telah berkomitmen, namun Cha tak menjelaskan secara detail soal kepastian seberapa singkat nantinya konsumen bisa mendapatkan unit ketika pasokan Ioniq 5 sudah ditingkatkan.
Cha hanya menjelaskan, peningkatan pasokan mobil listriknya menjadi bagian dari kesiapan mendukung program insentif pemerintah, yang mana konsumen mendapatkan keringanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 1 persen.
Dengan demikian, konsumen bisa menerima insentif sebesar Rp 60 juta hingga Rp 70 juta, tergantung dari varian Ioniq 5 yang akan dibeli. Penerapan subsidi ini juga sudah diarahkan kepada seluruh jaringan diler Hyundai di Indonesia.
"Hyundai siap mendukung implementasi kebijakan insentif pajak yang diharapkan dapat menciptakan dampak positif luas terhadap kemajuan industri, termasuk memberikan nilai tambah bagi konsumen, ujar Cha.
Baca juga: Ioniq 5 Inden Panjang, Hyundai Genjot Kapasitas Produksi
Seperti diketahui, Makmur, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), sebelumnya sudah menjelaskan siap menambah produksi Ioniq 5 dua sampai tiga kali lipat dari tahun sebelumnya untuk memenuhi daftar tunggu yang jumlahnya sudah mencapai ribuan unit.
Namun saat itu ketika ditanya berapa jumlah yang akan ditingkatkan, Makmur menjelaskan akan tergantung dari proses pengiriman komponen yang sampai ke Indonesia nantinya.
"Indennya masih 4.000 unit. Angka persis (penambahan produksi) tergantung dari shipment komponen yang dikirim ke kita (Indonesia). Tapi (peningkatan produksi) bisa dua sampai tiga kali lipat dari semula. Setidaknya kita sudah bisa percepat dari setahun bisa enam bulan," kata Makmur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.