JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan besar kembali terjadi. Kali ini di Jalan Trans Sulawesi, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (8/3/2023).
Diketahui kecelakaan beruntun itu melibatkan tiga kendaraan yakni truk Hino, dan dua unit Toyota Avanza. Saat itu kendaraan Hino hendak bergerak dari arah Kota Manado menuju Amurang, Minahasa Selatan mengalami rem blong dan membanting setir ke kanan lalu menabrak pembatas jalan.
Kendaraan itu lalu terguling hingga menabrak kendaraan Toyota Avanza berwarna hitam dan Avanza kelir silver yang bergerak dari arah Amurang menuju Manado.
Baca juga: Kisah Kegagalan Rossi di Ducati Masih Menarik Penggemar
“Akibat kecelakaan lalu lintas tersebut empat orang meninggal dunia, serta 3 korban luka ringan,” ucap Kasat Lantas Polres Minahasa Selatan Iptu Bayu Damara, dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/3/2023).
Kejadian rem blong pada truk hingga mengakibatkan kecelakaan fatal sampai mengakibatkan banyak korban jiwa bukan pertama kali terjadi.
Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sempat membagikan pengalamannya selama melakukan investigasi truk dan bus, yang mengalami rem blong melalui akun Instagram resminya.
Wildan menjelaskan bahwa kampas rem yang digunakan oleh truk dan bus bisa menjadi penyebab rem blong karena brake fading. Kampas rem terbagi jadi dua berdasarkan bahayanya, yakni asbestos dan non asbestos.
“Asbestos terbuat dari asbes dicampur resin, warnanya cerah, memiliki ketahanan panas 200 derajat celcius sampai 250 derajat celcius. Kampas rem ini tidak ramah lingkungan dan buruk dalam melakukan pembuangan panas (disipasi), sehingga lebih cepat mengalami brake fading saat pengereman maksimal,” kata Wildan.
Brake fading merupakan kondisi kampas rem yang overheat karena pengereman maksimal. Ketika kampas overheat, gaya gesekannya berkurang bahkan licin seperti kaca, sehingga tidak menggesek cakram dan kendaraan mengalami rem blong.
“Sementara yg non asbestos terbuat dari serat kevlar dan steel fiber. Warnanya gelap dan agak mengkilat, memiliki ketahanan panas hingga 400 derajat celcius dan sangat bagus dlm melakukan disipasi panas,” katanya.
Kampas rem jenis ini sangat bagus digunakan untuk meminimalisir risiko rem blong, bahkan dari pabrikan sudah diwajibkan menggunakan jenis kampas tersebut. Namun sayangnya, di pasaran atau aftermarket justru lebih banyak model asbestos dibanding non asbestos.
Menurut Wildan, banyak bus atau truk yang memilih jenis kampas rem asbestos karena karakter dari pengemudi di Indonesia. Pengemudi bus dan truk di Indonesia itu ofensif, suka menempel ke kendaraan lain.
Baca juga: Kendaraan yang Dapat Insentif Dilarang Kerek Harga Sampai Akhir Tahun
“Jenis kampas rem non asbestos kurang pakem jika dibandingkan yang asbestos. Menggunakan kampas rem asbestos pengemudi bus bisa mengemudi seperti halnya mengemudi mobil kecil,” ucapnya.
Maka dari itu, Wildan menyarankan agar operator bus dan truk mengajarkan para pengemudinya defensive driving. Hal ini dilakukan agar mereka mau menggunakan kampas rem jenis non asbestos yang aman, sehingga bisa meminimalisir rem blong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.