JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi memproyeksi jumlah pemudik pada periode libur Lebaran tahun ini akan mencapai 80 juta orang.
Lonjakkan ini diprediksi terjadi karena membaiknya kasus pandemi Covid-19 di dalam negeri dan dihentikannya program pembatasan mobilitas masyarakat yaitu PPKM oleh Pemerintah RI.
"Pengelolaan arus mudik dan balik lebaran pada tahun ini sangat menantang yaitu bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu, yang prediksinya mencapai 80 juta orang," katanya dalam keterangan resmi.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Mulai Cari Mobil Listrik untuk Kendaraan Dinas
Budi mengatakan, penyelenggaraan Angleb dan Angkutan Natal dan Tahun Baru atau Nataru pada 2022 lalu, menjadi modal atau bekal penting untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan Lebaran tahun ini.
"Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.
Adapun sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi salah satunya yaitu jalur tol dari Jakarta ke arah Jawa tengah. Di mana, tol Cipali menjadi titik krusial sepanjang arus mudik maupun balik.
Untuk itu, Kemenhub akan terus berkoordinasi secara insentif dengan Korlantas Polri guna mendapatkan rekayasa lalu lintas yang tepat.
Baca juga: Simak Tren Stiker Mobil Tahun Ini
“Kami yang membuat regulasi, tetapi penerapan rekayasa lalu lintas, maupun pengawasan dan penindakan dilakukan oleh Korlantas Polri, baik berupa contraflow, one way, dan rekayasa lainnya," ucap Budi.
"Selain itu, penambahan rest area di jalur tol dari Jakarta ke arah timur juga perlu dilakukan, karena jumlahnya dinilai kurang,” kata dia lagi.
Pada kesempatan yang terpisah, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menambahkan, tujuan utama pemudik masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sehingga, mobilitas memang masih cukup tinggi di pulau Jawa, disusul tertinggi kedua ada di pulau Sumatera.
Baca juga: Harga MPV Premium Bekas Maret 2023, mulai Rp 59 Jutaan
"Ke Sumatera memang sudah relatif meningkat, mengingat infrastruktur transportasi baik itu jalan, maupun udara sudah jauh lebih baik," paparnya.
Sedangkan untuk titik keberangkatan, menurut Adita, paling banyak masih berasal dari wilayah Jabodetabek. Moda transportasi yang paling banyak dipilih masyarakat masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu kendaraan pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.