Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beres Bertugas di KTT G20, Bus Listrik Karya Tanah Air Kini Digunakan di Surabaya

Kompas.com - 21/12/2022, 15:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus listrik medium buatan PT INKA yang digunakan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali kini dijadikan armada Trans Semanggi Suroboyo. Peresmian armada ini digelar di Alun-alun Surabaya, Selasa (20/12/2022) dan dari 10 kota yang melayani angkutan Buy The Service (BTS), Kota Surabaya jadi yang pertama mengoperasikan bus listrik.

Secara bertahap, beberapa angkutan umum di Trans Semanggi akan diganti dengan menggunakan bus listrik. Hal ini agar target emisi di Surabaya Raya semakin menurun.

"Jadi pada intinya bagaimana kita punya kontribusi yang positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” kata Suharto, Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam siaran resmi, Rabu (21/12/2022).

Baca juga: Mitsubishi Berikan Edukasi Digital untuk Anak-anak

Bukan cuma di Surabaya, 10 kota lainnya pun akan menggunakan bus listrik sejalan dengan produksi di karoseri. Ada beberapa alasan kenapa Surabaya jadi kota pertama yang mengoperasikan bus listrik.

"Surabaya memiliki komitmen yang kuat, sangat didukung oleh Wali Kota dan juga DPRD-nya. Bahkan, masyarakatnya juga aware. Kalau Surabaya tidak berperan dalam mengurangi kendaraan pribadi, maka lama-lama Surabaya akan seperti Jakarta tahun lalu,” ucap Suharto.

Bus Listrik Merah Putih (BliMP) hasil kolaborasi perguruan tinggi dan PT. Industri Kereta Api (INKA) siap mendukung operasional KTT G20 di Bali.DOK.Laman Kemendikbud Ristek Bus Listrik Merah Putih (BliMP) hasil kolaborasi perguruan tinggi dan PT. Industri Kereta Api (INKA) siap mendukung operasional KTT G20 di Bali.

Saat ini sudah ada 17 bus listrik yang beroperasi dan bertahap akan terus ditambah. Hal ini dikarenakan ada keterbatasan produksi di karoseri karena permintaan bus listrik yang sedang meningkat.

“Tapi kami berkomitmen bahwa Surabaya yang pertama. Kita akan evaluasi secara terus menerus dan saat ini kami memproduksi 53 bus listrik, dan itu akan dioperasikan di dua kota, yaitu Surabaya dan Bandung, tapi yang paling besar dan prioritas di Surabaya,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan terimakasih banyak kepada Kementerian Perhubungan karena Surabaya menjadi yang pertama memakai bus listrik. Ia juga menyadari bahwa salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum.

“Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi kita coba,” kata Eri.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru menjelaskan operasional bus listrik dilakukan langsung oleh DAMEI yang ditunjuk oleh Kemenhub. Ada tiga koridor yang dilayani, yaitu dari Terminal Purabaya – Jalan Ahmad Yani – Dolog – Jemur Andayani - SIER- Rungkut Madya – Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jalan Kenjeran - Kenjeran Park dan sebaliknya.

Baca juga: Jika Rest Area Penuh, Pengemudi Diimbau Keluar Pintu Tol Terdekat

“Kapasitas bus ini sebanyak 28 penumpang, dan akan berhenti di 62 titik. Sedangkan pembayarannya cashless atau non tunai yang menggunakan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp 6.200 dan gratis bagi veteran, lansia dan pelajar. Kemudian untuk aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com