Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain 2.000 cc, Mobil 1.500 cc Juga Ikut Dikaji Pembatasan Pertalite

Kompas.com - 06/07/2022, 08:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih mengkajian soal pembatasan pembelian Pertalite untuk kategori mobil mewah.

Menariknya, tak hanya mobil dengan kapasitas 2.000 cc ke atas saja yang jadi perhatian, tapi mobil 1.500 cc ke atas juga masuk dalam kajian untuk pembatasan pembelian BBM subsidi.

Dalam Business Talk KompasTV, Saleh mengatakan, pembatasan Pertalite perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kuota berlebih pada akhir tahun, apalagi melihat tren konsumsinya yang terus meningkat.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Transmisi Model CVT Lebih Hemat BBM?

"Yang akan kita atur nanti istilahnya pelat hitam itu boleh (konsumsi Pertalite) tapi yang termasuk mewah dalam kategori cubicle centimeter-nya (cc) yang kita ambil. (Apakah) 1.500 cc ke atas atau 2.000 cc," ucap Saleh, Selasa (5/7/2022).

Anggota Komite BPH Migas Saleh AbdurrahmanTangkapan Layar B-Talk KompasTV Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman

Sayangnya, Saleh tak melanjutkan soal hasil kajian terhadap pembatasan pembelian Pertalite untuk kategori mobil mewah yang berdasarkan kapasitas mesin tersebut.

Menurut dia, semuanya akan lebih jelas saat revisi Perpresnya selesai. Untuk saat ini sendiri, bersama dengan Pertamina, BPH Migas mencoba untuk melakukan pendataan lebih dulu.

Lebih lanjut Saleh menjelaskan, langkah-langkah agar BBM subsidi tepat sasaran, terutama untuk Pertalite, perlu dilakukan dari saat ini agar komsumsinya bisa terkontrol.

Salah satu imbas dari tingginya pembelian Pertalite, tak lain karena adanya migrasi imbas melambungnya harga Pertamax.

Baca juga: Kata Pertamina, Orang Kaya Mendominasi Konsumsi Pertalite dan Solar

"Untuk Pertalite, bila sekarang kita tidak lakukan sesuatu maka di ujung tahun nanti konsumsinya bisa 28 juta kiloliter, padahal kuotanya hanya 23,05 juta kiloliter. Kalau kita lihat trennya ini terus meningkat di atas 20 persen," ujar Saleh.

 

Penggunaan Aplikasi Mypertamina untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi dikeluhkan supir angkot di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Penggunaan Aplikasi Mypertamina untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi dikeluhkan supir angkot di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Kita menunggu revisi Perpres, makanya di aplikasi MyPertamina itu ada disebut cc-nya berapa, itu nanti menentukan langkah berikutnya seperti apa. Jika nanti dalam Perpres disebutkan mobil 2.000 cc ke atas tidak diperbolehkan maka data sudah ada," ucap Saleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau