Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Buruk Mobil Mesin Diesel Modern Sering Diisi Biosolar

Kompas.com - 27/06/2022, 12:42 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin diesel modern memang disarankan menggunakan solar yang mengandung Cetane Number (CN) tinggi dengan kandungan sulfur rendah. Hal ini ada kaitannya dengan kebutuhan mesin diesel common rail yang sensitif terhadap kotoran.

Sedangkan Biosolar sendiri merupakan bahan bakar yang mengandung CN rendah dan sulfur tinggi, jadi tidak direkomendasikan untuk mesin diesel common rail.

Seperti yang diketahui, pada sistem common rail menerapkan tekanan tinggi untuk menyemprotkan bahan bakar dan dilengkapi nozzle yang memiliki lubang-lubang halus. Sehingga, common rail dikatakan sensitif terhadap kotoran.

Baca juga: Pengguna Mobil Diesel, Jangan Sepelekan Bila Indikator Ini Menyala

Mobil bermesin diesel menerjang air- Mobil bermesin diesel menerjang air

Jika sampai terjadi sumbatan, maka nozzle perlu dibongkar dan dibersihkan. Sebenarnya mudah saja, tapi untuk melakukan pembongkaran common rail membutuhkan biaya tidak sedikit, dan hanya bisa dilakukan oleh ahlinya saja. Bahkan di beberapa bengkel resmi pun tidak disarankan untuk melakukan pembongkaran komponen ini.

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, penggunaan biosolar untuk mesin diesel modern memang tidak disarankan, tapi fakta di lapangan masih banyak yang menggunakan solar berkualitas rendah yang harganya jauh lebih terjangkau.

“Banyak yang masih menggunakan biosolar, bisa saja. Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama pada bagian filter solar, itu akan cepat kotor dan mengurangi kemampuan penyaringan bahan bakar jika dibiarkan terlalu lama,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Minggu (26/6/2022).

Baca juga: Kenali Penyebab dan Cara Menangani Diesel Runway

Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8LTAM Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8L

Dia juga menjelaskan mesin diesel common rail akan mengalami masalah bila terjadi sumbatan di nozzle-nya. Bahan bakar menjadi tidak mengabut dengan sempurna akan mengakibatkan turunnya performa mesin.

“Ada SCV (suction control valve), itu sejenis selenoid yang akan mengatur jumlah bahan bakar yang masuk sehingga tekanan bahan bakar di sistem common rail selalu stabil. SCV diatur oleh ECU, sehingga bila katup ini macet karena kotoran akan mengakibatkan mode aman, yaitu ECU membatasi kinerja SCV itu sendiri. Sehingga, tenaga mesin menjadi loyo,” ucap Ibrohim.

Banyak dampak yang bisa terjadi jika kualitas bahan bakar rendah, beberapa di antaranya macetnya SCV dan penyumbatan nozzle. Sehingga, penting sekali memperhatikan filter solar, kalau perlu sering-sering melakukan penggantian, berhubung harganya relatif murah.

“Mengingat biosolar itu mudah busuk, sebaiknya jangan biarkan mengendap terlalu lama dengan sering memakai mobil tersebut atau memilih stasiun bahan bakar yang sering melayani pengisian biosolar, jadi stoknya akan selalu baru,” tambah Ibrohim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com