Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajal Performa KTM Duke 200, Motor Sport Naked Mesin Tanggung

Kompas.com - 25/02/2022, 16:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKTM Duke 200 terbaru telah meluncur pada akhir 2021. Secara umum, motor sport naked ini masih mengusung basis yang sama dengan model sebelumnya.

Meski begitu, ada beberapa hal yang membuat Duke 200 menarik. Motor ini bisa dibilang satu-satunya pemain di kelas 200 cc.

Dengan kapasitas mesin tanggung, Duke 200 bisa bikin galau konsumen, terutama buat yang mau ambil sport naked 150 cc ataupun 250 cc.

Dengan harga Rp 50 jutaan, Duke 200 jadi yang paling murah di antara sport naked 250 cc. Sementara itu, ia berselisih Rp 10 jutaan sampai Rp 20 jutaan dibandingkan sport naked 150 cc.

Baca juga: Motor Pakai Pelat Nomor Thailand Siap-siap Didenda Rp 500.000

Namun secara fitur dan teknologi, motor ini lebih dekat dengan karakter sport naked 250 cc. Sehingga cocok buat pengendara yang ingin naik kelas dari skutik ke sport atau dari bebek ke sport.

Di atas kertas, motor ini mengusung mesin 199,5 cc 1 silinder DOHC 6-speed dengan tenaga 24,5 tk pada 10.000 rpm dan torsi 19,2 Nm pada 8.000 rpm.

Tercatat motor ini mengalami penurunan tenaga, dari sebelumnya 25,5 tk pada 10.000 rpm dan torsi 19,5 Nm pada 8.000 rpm.

Hal ini terjadi lantaran terdapat penyesuaian di sektor mesin, di mana Duke 200 saat ini telah memenuhi standar emisi BS-VI yang setara dengan Euro 4 atau Euro 5.

Baca juga: Honda Luncurkan Astrea Grand Edisi Terbatas, Dijual Rp 17 Jutaan

KTM Duke 200KOMPAS.com/DIO DANANJAYA KTM Duke 200

Penyesuaian juga bisa terlihat dari penambahan catalytic converter di bagian knalpot, seperti terlihat saat ini ada dua, yakni di bagian leher dan tabung peredamnya. Knalpot pun juga berubah, jika dulu pakai silencer, kini pakai model underbelly.

Ubahan tersebut rupanya membuat bobot Duke 200 bertambah menjadi 159 kg, dari sebelumnya 150,3 kg.

Dengan karakter mesin overbore, saat dijajal di perkotaan, Duke 200 tetap memberikan performa akselerasi yang menyenangkan.

Torsi motor terasa sangat mengisi di segala putaran mesin. Membuat Duke 200 cukup lincah dipakai di perkotaan.

Baca juga: Indra Kenz Resmi Jadi Tersangka, Ini Deretan Mobil Mewah Miliknya

Mesin KTM Duke 200KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Mesin KTM Duke 200

Tak jarang motor kami pacu terus hingga menyentuh limiter-nya di kisaran 10.000 rpm, untuk merasakan sensasi menjambak dari mesinnya.

Namun pengendara sudah diingatkan untuk mengganti gigi pada 8.000 rpm, yang ditandai dengan shift light di layer instrumen.

Bicara soal bantingan suspensi, karakter Duke 200 terbilang empuk. Bukan yang mengayun, tapi masih terasa firm seperti bantingan mobil-mobil Eropa. Walau demikian suspensi empuk ini sedikit ternodai dengan busa jok yang kaku.

Sementara itu, getaran mesin masih cukup terasa. Seperti karakter mesin KTM pada umumnya, yang selain getar juga terdengar kasar.

Baca juga: Quartararo Posting Foto Sirkuit Ngebul, Diduga Mandalika

KTM Duke 200KOMPAS.com/DIO DANANJAYA KTM Duke 200

Getaran ini terasa, terutama di area setang, jok, hingga foot step-nya. Sementara suara kasar mesinnya bagi sebagian orang cukup menyenangkan, karena menjadi ciri khas motor merek Eropa.

Namun demikian, suara kasar motor ini sebetulnya tidak sebegitu mengganggu suara kisap radiatornya. Di mana ketika suhu mesin mulai panas, kipas radiator bakal menyala dengan suara agak keras.

Dengan segala plus minusnya, Duke 200 merupakan motor yang nyaman dipakai harian maupun touring. Pasalnya motor ini menawarkan performa yang mengasyikkan, dengan bobot yang tidak terlalu berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau