Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Sopir Berkualitas, Penyebab Truk Sering Kecelakaan

Kompas.com - 21/01/2022, 17:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan fatal yang melibatkan kendaraan niaga bertonase besar yaitu truk masih kerap terjadi. Terbaru, terjadi di turunan simpan Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kecelakaan yang diduga rem blong tersebut menewaskan empat orang pada sekitar pukul 06.15 WITA, Jumat (21/1/2022). Truk menabrak kendaraan di depan yang sedang berhenti menunggu lampu merah.

Hal tersebut terjadi karena beragam faktor, baik pada sisi kendaraan itu sendiri maupun human error. Salah satunya, sedikitnya pengemudi truk yang kompeten atau berkualitas.

Baca juga: Kerap Menyebabkan Kecelakaan, Sopir Truk Butuh Sertifikasi Kompetensi

Ilustrasi kecelakaan bus di jalan bebas hambatan. Sumber: Shutterstock Ilustrasi kecelakaan bus di jalan bebas hambatan. Sumber: Shutterstock

Sekretaris Jenderal Indonesian Multimodal Transport Association (IMTA), Kyatmaja Lookman mengatakan, saat ini pengemudi truk di Indonesia sedang mengalami devisit.

"Artinya, di sektor terkait pengemudi yang kompeten sangat sedikit, jadi tingkat kecelakaan menjadi tinggi," kata dia.

"Untuk diketahui, pengemudi angkutan barang itu mayoritas alumni dari kernet karena permintaannya tinggi, memang tinggi, tapi sumber daya tidak ada. Jadi, mereka terpaksa jadi pengemudi," lanjut Kyatmaja.

Di satu sisi, masih banyak perusahaan logistik yang melakukan ataupun ikut pembimbingan khusus bagi para pengemudi angkutan barang saat maupun sebelum melakukan ekspedisi.

Alasannya sederhana, karena untuk menekan biaya pengeluaran serta mendapatkan keuntungan pribadi yang besar.

Baca juga: Truk Kerap Lepas Kendali Saat Turunan, Antisipasi dan Hindari Jalurnya

Kemacetan di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, imbas kecelakaan truk di Cilincing, Jumat (21/1/2022).Instagram/@jktinfo Kemacetan di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, imbas kecelakaan truk di Cilincing, Jumat (21/1/2022).

"Kalau pengemudi kendaraan pribadi, itu ada les-nya untuk membantu mereka dalam mendapatkan SIM dan lulus uji kompetensi. Tapi untuk pengemudi angkutan barang tidak ada selain pengalaman jadi kernet," kata dia.

Padahal, tugas menjadi asisten atau pembantu pengemudi dengan pengemudi tunggal alias utama sangatlah berbeda. Efek jangka panjang, tingkat kemampuan pengemudi angkutan barang turun.

Tidak sampai di sana, izin angkutan barang pun menjadi sorotan khusus karena tidak ada syarat dan ketentuan khusus. Sehingga, tidak jarang alat angkut yang digunakan tidak laik.

"Jadi harapan saya pemerintah turut memberikan perhatian pada sektor ini sehingga tingkat kecelakaan yang melibatkan truk menjadi sedikit dan menciptakan lalu lintas yang aman dan nyaman," kata Kyatmaja lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com